Hamas dan Fatah Serukan Perlawanan, Israel Siaga Tinggi
A
A
A
YERUSALEM - Aparat keamanan Israel diinstruksikan siaga tinggi, setelah faksi Fatah dan Hamas Palestina kompak menyerukan perlawanan terhadap Israel.
Fatah menyerukan “Hari Kemarahan” di Yerusalem dan Tepi Barat. Seruan Fatah itu ditujukan kepada seluruh rakyat Palestina untuk membela dan mempertahankan Masjid al-Aqsa yang sebelumnya ditutup Israel.
Dalam selebaran yang dikeluarkan di Ramallah, Fatah meminta pemerintah Palestina untuk mengekspresikan oposisi mereka terhadap "serangan Israel" terhadap pada Masjid al-Aqsa.
Sedangkan Hamas dan kelompok Jihad Islam di Gaza menyerukan pemerintah Palestina untuk meningkatkan perlawanan mereka terhadap Israel. Seruan itu juga terkait penutupan sementara situs suci al-Aqsa setelah penembakan terhadap aktivis Yahudi garis keras, Yehudah Glick.
Jihad Islam mengonfirmasi, bahwa anggota mereka, Moataz Hijazi, ditembak mati polisi Israel atas tuduhan sebagai pelaku penembakan terhadap Yehuda Glick. Kelompok itu mengobarkan balas dendam atas kematian anggotanya.
Hamas juga menyerukan "Hari Mobilisasi" pada hari Jumat (31/10/2014)sebagai protes terhadap penutupan sementara situs al-Aqsa.
Kepolisian Israel mengonfirmasi soal penutupan situs al-Aqsa. ”Sebuah keputusan strategis dibuat untuk menutupnya guna mencegah adanya insiden atau gangguan di sana," kata juru bicara polisi Israel, Micky Rosenfeld, mengacu kepada situs suci al-Aqsa yang diperebutkan umat Islam Palestina dan umat Yahudi Israel.
”Setelah kebijakan keamanan dibuat Kamis sore, keputusan dibuat lagi untuk membuka kembali Kuil Kuno pada pada Jumat pagi,” lanjut Rosenfeld. Kuil kuno yang dimaksud itu adalah kuil yang disucikan umat Yahudi, yang juga terdapat di situs al-Aqsa.
Sepanjang hari Kamis kemarin, pasukan keamanan Israel menghadapi kerumunan pelempar batu di lingkungan Yerusalem Timur. Kemudian, pada Kamis malam, insiden pelemparan batu dilaporkan di Perancis Hill, Pisgat Ze'ev dan Armon Hanatziv.
Fatah menyerukan “Hari Kemarahan” di Yerusalem dan Tepi Barat. Seruan Fatah itu ditujukan kepada seluruh rakyat Palestina untuk membela dan mempertahankan Masjid al-Aqsa yang sebelumnya ditutup Israel.
Dalam selebaran yang dikeluarkan di Ramallah, Fatah meminta pemerintah Palestina untuk mengekspresikan oposisi mereka terhadap "serangan Israel" terhadap pada Masjid al-Aqsa.
Sedangkan Hamas dan kelompok Jihad Islam di Gaza menyerukan pemerintah Palestina untuk meningkatkan perlawanan mereka terhadap Israel. Seruan itu juga terkait penutupan sementara situs suci al-Aqsa setelah penembakan terhadap aktivis Yahudi garis keras, Yehudah Glick.
Jihad Islam mengonfirmasi, bahwa anggota mereka, Moataz Hijazi, ditembak mati polisi Israel atas tuduhan sebagai pelaku penembakan terhadap Yehuda Glick. Kelompok itu mengobarkan balas dendam atas kematian anggotanya.
Hamas juga menyerukan "Hari Mobilisasi" pada hari Jumat (31/10/2014)sebagai protes terhadap penutupan sementara situs al-Aqsa.
Kepolisian Israel mengonfirmasi soal penutupan situs al-Aqsa. ”Sebuah keputusan strategis dibuat untuk menutupnya guna mencegah adanya insiden atau gangguan di sana," kata juru bicara polisi Israel, Micky Rosenfeld, mengacu kepada situs suci al-Aqsa yang diperebutkan umat Islam Palestina dan umat Yahudi Israel.
”Setelah kebijakan keamanan dibuat Kamis sore, keputusan dibuat lagi untuk membuka kembali Kuil Kuno pada pada Jumat pagi,” lanjut Rosenfeld. Kuil kuno yang dimaksud itu adalah kuil yang disucikan umat Yahudi, yang juga terdapat di situs al-Aqsa.
Sepanjang hari Kamis kemarin, pasukan keamanan Israel menghadapi kerumunan pelempar batu di lingkungan Yerusalem Timur. Kemudian, pada Kamis malam, insiden pelemparan batu dilaporkan di Perancis Hill, Pisgat Ze'ev dan Armon Hanatziv.
(mas)