Jengkel Swedia Akui Palestina, Israel Tarik Dubesnya
A
A
A
TEL AVIV - Israel pada Jumat (31/10/2014) menarik duta besar (Dubes)-nya di Stockholm, Swedia. Itu sebagai bentuk kejengkelan Israel pada Swedia yang secara resmi mengakui kemerdekaan Palestina.
”Ini memang mencerminkan gangguan pada keputusan tidak membantu ini, yang tidak memberikan kontribusi kepada perundingan (damai) kembali,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel, Emmanuel Nachshon kepada AFP.
Dia mengatakan penarikan Duta Besar Ishak Bachman, untuk jangka waktu yang tidak ditentukan. (Baca: Swedia Resmi Akui Negara Palestina, Israel Jengkel)
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Israel, Avigdor Lieberman, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa keputusan Swedia itu menyedihkan.”Dan memperkuat unsur-unsur ekstremis Palestina,” katanya.
”Pemerintah Swedia harus memahami bahwa masalah konflik di Timur Tengah jauh lebih kompleks daripada ukiran furnitur di Ikea,” lanjut Lieberman.
Sedangkan Menteri Luar Negeri Swedia, Margot Wallstrom, mengatakan kepada wartawan bahwa pemerintahnya berharap pengakuan kemerdekaan Palestina itu akan membawa dinamika baru bagi upaya untuk mengakhiri konflik Israel dan Palestina.
”Keputusan kami datang pada saat yang kritis, karena selama setahun terakhir kita telah melihat bagaimana pembicaraan damai telah terhenti, bagaimana keputusan atas permukiman baru di tanah Palestina yang diduduki (Israel) telah rumit,” imbuh dia.
Presiden Palestina, Mahmoud Abbas menyambut keputusan Swedia.”Keputusan berani dan bersejarah,” ucap Abbas yang menyerukan negara-negara lain mengikutinya.
”Ini memang mencerminkan gangguan pada keputusan tidak membantu ini, yang tidak memberikan kontribusi kepada perundingan (damai) kembali,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel, Emmanuel Nachshon kepada AFP.
Dia mengatakan penarikan Duta Besar Ishak Bachman, untuk jangka waktu yang tidak ditentukan. (Baca: Swedia Resmi Akui Negara Palestina, Israel Jengkel)
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Israel, Avigdor Lieberman, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa keputusan Swedia itu menyedihkan.”Dan memperkuat unsur-unsur ekstremis Palestina,” katanya.
”Pemerintah Swedia harus memahami bahwa masalah konflik di Timur Tengah jauh lebih kompleks daripada ukiran furnitur di Ikea,” lanjut Lieberman.
Sedangkan Menteri Luar Negeri Swedia, Margot Wallstrom, mengatakan kepada wartawan bahwa pemerintahnya berharap pengakuan kemerdekaan Palestina itu akan membawa dinamika baru bagi upaya untuk mengakhiri konflik Israel dan Palestina.
”Keputusan kami datang pada saat yang kritis, karena selama setahun terakhir kita telah melihat bagaimana pembicaraan damai telah terhenti, bagaimana keputusan atas permukiman baru di tanah Palestina yang diduduki (Israel) telah rumit,” imbuh dia.
Presiden Palestina, Mahmoud Abbas menyambut keputusan Swedia.”Keputusan berani dan bersejarah,” ucap Abbas yang menyerukan negara-negara lain mengikutinya.
(mas)