Intelijen AS Sempat Pekerjakan Mantan Anggota NAZI
A
A
A
NEW YORK - Dalam sebuah laporan yang diterbitkan oleh New York Times, seperti dilansir oleh Daily Mail, Selasa (28/10/2014), terungkap fakta bahwa Amerika Serikat (AS) merekrut banyak mantan anggota NAZI saat perang dingin terjadi.
“Setidaknya 1.000 mantan anggota NAZI direkrut oleh militer AS, FBI dan juga CIA untuk menjadi mata-mata dan informan saat perang dingin terjadi,” tulis laporan New York Times. Fakta ini terungkap setelah New York Times mendapat dokumen pemerintah dan wawancara dengan pejabat terkait.
Bukan hanya merekrut para anggota NAZI, AS juga dikabarkan membantu anggota kelompok yang dicap sebagai pelaku kejahatan perang terbesar pada abad 20 untuk bisa bermigrasi ke AS. Bantuan ini datang di tengah upaya pengadilan internasional untuk mengadili para anggota NAZI.
“Lembaga-lembaga di AS, baik secara langsung atau tidak langsung telah mempekerjakan sejumlah pejabat polisi mantan anggota NAZI dan kolaborator Eropa Timur yang jelas-jelas bersalah atas kejahatan perang,” ungkap sejarawan dari Universitas Florida, Norman Goda.
Berdasarakan dokumen yang ada terungkap bahwa anggota NAZI yang direkrut untuk menjadi mata-mata berasal dari berbagai pangkat, mulai dari perwira dengan pangkat paling rendah, hingga perwira dengan pangkat setingkat Jenderal.
Salah satu perwira tinggi NAZI yang diduga turut diduga oleh AS adalah Aleksandras Lileikis. Dirinya adalah pihak yang dipersalahkan atas pembantaian lebih dari 60 warga Yahudi di Ghetto, Lithuania dan lembaga yang mempekerjakan Lileikis adalah CIA.
Lileikis diketahui tinggal selama 40 tahun di AS, sebelum akhirnya sebuah ditemukan pada tahun 1994 oleh lembaga keamanan setempat. “Lileikis akhirnya dideportasi sebelum publik tahu akan fakta sebenarnya, di mana AS telah memperkejakan seorang penjahat perang,” tulis laporan itu.
Selain Lileikis, CIA juga dikabarkan memperkejakan Otto von Bolschwing, yang tidak lain merupakan mentor sekaligus pembantu untuk Adolph Eichmann, salah satu dalang dari Holocaust.
“Setidaknya 1.000 mantan anggota NAZI direkrut oleh militer AS, FBI dan juga CIA untuk menjadi mata-mata dan informan saat perang dingin terjadi,” tulis laporan New York Times. Fakta ini terungkap setelah New York Times mendapat dokumen pemerintah dan wawancara dengan pejabat terkait.
Bukan hanya merekrut para anggota NAZI, AS juga dikabarkan membantu anggota kelompok yang dicap sebagai pelaku kejahatan perang terbesar pada abad 20 untuk bisa bermigrasi ke AS. Bantuan ini datang di tengah upaya pengadilan internasional untuk mengadili para anggota NAZI.
“Lembaga-lembaga di AS, baik secara langsung atau tidak langsung telah mempekerjakan sejumlah pejabat polisi mantan anggota NAZI dan kolaborator Eropa Timur yang jelas-jelas bersalah atas kejahatan perang,” ungkap sejarawan dari Universitas Florida, Norman Goda.
Berdasarakan dokumen yang ada terungkap bahwa anggota NAZI yang direkrut untuk menjadi mata-mata berasal dari berbagai pangkat, mulai dari perwira dengan pangkat paling rendah, hingga perwira dengan pangkat setingkat Jenderal.
Salah satu perwira tinggi NAZI yang diduga turut diduga oleh AS adalah Aleksandras Lileikis. Dirinya adalah pihak yang dipersalahkan atas pembantaian lebih dari 60 warga Yahudi di Ghetto, Lithuania dan lembaga yang mempekerjakan Lileikis adalah CIA.
Lileikis diketahui tinggal selama 40 tahun di AS, sebelum akhirnya sebuah ditemukan pada tahun 1994 oleh lembaga keamanan setempat. “Lileikis akhirnya dideportasi sebelum publik tahu akan fakta sebenarnya, di mana AS telah memperkejakan seorang penjahat perang,” tulis laporan itu.
Selain Lileikis, CIA juga dikabarkan memperkejakan Otto von Bolschwing, yang tidak lain merupakan mentor sekaligus pembantu untuk Adolph Eichmann, salah satu dalang dari Holocaust.
(esn)