Amerika Juga Kobarkan Perang Lawan ISIS di Dunia Maya
A
A
A
WASHINGTON - Amerika Serikat, selain perang militer dengan ISIS di Irak dan Suriah juga mengobarkan perang di dunia maya atau internet.
Pemerintah Washington menyerukan koalisi untuk bertemu guna membahas cara melawan propaganda para militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) secara online.
Saat membuka forum di Kuwait, pensiunan jenderal AS, John Allen, mengatakan bahwa ISIS telah mempromosikan perang online dan merekrut orang-orang yang sebenarnya tidak bersalah.
”Ketika kita perang online dan melawan legitimasi pesan yang dikirim ISIS kepada anak-anak muda yang rentan (direkrut), itu pada akhirnya akan membuat ISIS benar-benar dikalahkan,” kata Allen, Senin (27/10/2014).
Dalam pembahasan perang online dengan ISIS tersebut, sejumlah negara Arab ikut hadir. Di antaranya, Bahrain, Irak, Libanon, Yordania, Oman, Qatar, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab. Negara koalisi lain, sebagaimana dilansir AFP, seperti Inggris, Mesir, dan Prancis, juga ikut terlibat.
ISIS selama ini juga melakukan propaganda secara online, termasuk juga menerbitkan majalah yang menjadi alasan pembenaran aksi kelompok yang dipimpin Abu Bakar al-Baghdadi itu.
Beberapa video sebagai produk propaganda online kelompok ISIS salah satunya adalah pemenggalan jurnalis AS dan pekerja bantuan asal Inggris oleh algojo ISIS. Selain itu, para militan ISIS juga aktif di media sosial seperti Twitter untuk merekrut dan mengobarkan perang dengan negara-negara Barat.
Pemerintah Washington menyerukan koalisi untuk bertemu guna membahas cara melawan propaganda para militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) secara online.
Saat membuka forum di Kuwait, pensiunan jenderal AS, John Allen, mengatakan bahwa ISIS telah mempromosikan perang online dan merekrut orang-orang yang sebenarnya tidak bersalah.
”Ketika kita perang online dan melawan legitimasi pesan yang dikirim ISIS kepada anak-anak muda yang rentan (direkrut), itu pada akhirnya akan membuat ISIS benar-benar dikalahkan,” kata Allen, Senin (27/10/2014).
Dalam pembahasan perang online dengan ISIS tersebut, sejumlah negara Arab ikut hadir. Di antaranya, Bahrain, Irak, Libanon, Yordania, Oman, Qatar, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab. Negara koalisi lain, sebagaimana dilansir AFP, seperti Inggris, Mesir, dan Prancis, juga ikut terlibat.
ISIS selama ini juga melakukan propaganda secara online, termasuk juga menerbitkan majalah yang menjadi alasan pembenaran aksi kelompok yang dipimpin Abu Bakar al-Baghdadi itu.
Beberapa video sebagai produk propaganda online kelompok ISIS salah satunya adalah pemenggalan jurnalis AS dan pekerja bantuan asal Inggris oleh algojo ISIS. Selain itu, para militan ISIS juga aktif di media sosial seperti Twitter untuk merekrut dan mengobarkan perang dengan negara-negara Barat.
(mas)