Perasaan Ibu Penyerang Gedung DPR Kanada Hancur
A
A
A
OTTAWA - Perasaan Susan Bibeau, ibu dari Michael Zehaf-Bibeau—pria penyerang gedung DPR Kanda—hancur. Dia merasa terpukul dan marah oleh ulah putranya.
Dia menangis untuk korban serangan, bukan untuk putranya yang ditembak mati aparat keamanan. Polisi Kanada mengatakan Michael Zehaf-Bibeau, 32, membunuh tentara bernama Cirillo, 24, di Monumen Perang Nasional sebelum berlari ke gedung parlemen atau DPR dan mengumbar tembakan. (Baca: Ini Sosok Zehaf-Bibeau, Penebar Teror di Parlemen Kanada)
”Jika saya menangis itu untuk orang-orang (para korban),” kata Susan, yang berusaha untuk menahan air mata. ”Bukan untuk anak saya,” katanya lagi, seperti dikutip AP, Jumat (24/10/2014).
Susan sebelumnya mengirimkan e-mail panjang kepada AP untuk mengekspresikan kengerian dan kesedihan atas apa yang terjadi terhadapnya. (Baca juga: Kanada Kalang Kabut Hadapi Teror Militan)
”Saya marah pada anak saya,” bunyi surat elektronik Susan. ”Saya ibunya yang berbicara dengan dia pekan lalu agar dia makan siang, saya tidak melihat dia selama lebih dari lima tahun sebelum itu,” lanjut Susan.
Michael Zehaf-Bibeau, diduga selama lima tahun terakhir ikut berperang di Suriah. Dia pulang ke tanah airnya dan melakukan serangan di gedung parlemen, sebelum akhirnya ditembak mati di lokasi kejadian.
Dia menangis untuk korban serangan, bukan untuk putranya yang ditembak mati aparat keamanan. Polisi Kanada mengatakan Michael Zehaf-Bibeau, 32, membunuh tentara bernama Cirillo, 24, di Monumen Perang Nasional sebelum berlari ke gedung parlemen atau DPR dan mengumbar tembakan. (Baca: Ini Sosok Zehaf-Bibeau, Penebar Teror di Parlemen Kanada)
”Jika saya menangis itu untuk orang-orang (para korban),” kata Susan, yang berusaha untuk menahan air mata. ”Bukan untuk anak saya,” katanya lagi, seperti dikutip AP, Jumat (24/10/2014).
Susan sebelumnya mengirimkan e-mail panjang kepada AP untuk mengekspresikan kengerian dan kesedihan atas apa yang terjadi terhadapnya. (Baca juga: Kanada Kalang Kabut Hadapi Teror Militan)
”Saya marah pada anak saya,” bunyi surat elektronik Susan. ”Saya ibunya yang berbicara dengan dia pekan lalu agar dia makan siang, saya tidak melihat dia selama lebih dari lima tahun sebelum itu,” lanjut Susan.
Michael Zehaf-Bibeau, diduga selama lima tahun terakhir ikut berperang di Suriah. Dia pulang ke tanah airnya dan melakukan serangan di gedung parlemen, sebelum akhirnya ditembak mati di lokasi kejadian.
(mas)