Waria Filipina Dibunuh Marinir AS, Ini Reaksi Aquino
A
A
A
MANILA - Presiden Filipina, Benigno Aquino III, pada Senin (20/10/2014) angkat bicara soal pembunuhan pelacur wanita transgender (waria) oleh marinir Amerika Serikat (AS). Aquino berharap kasus itu tidak merusak hubungan AS dengan Filipina.
Menurutnya, tidak ada alasan untuk membatalkan perjanjian bilateral, termasuk latihan militer kedua negara gara-gara kasus pembunuhan itu.
”Tak ada tempat yang tidak memiliki kejahatan apa pun. Dan apakah dosa satu orang harus mencerminkan seluruh negeri? Saya tidak berpikir begitu,” katanya kepada wartawan pada upacara untuk menandai kemenangan Perang Dunia II oleh sekutu.
Aquino mengatakan kedua pemerintah sedang memastikan marinir AS yang membunuh waria di Filipina menjalani proses peradilan pidana. ”Mari kita memperbaharui komitmen kami terhadap persahabatan yang kuat dan abadi antara Filipina dan sekutu perang (AS),” imbuh Aquino, seperti dikutip AFP.
Sementara itu, Jaksa Filipina telah memanggil Joseph Scott Pemberton untuk muncul pada sidang awal kasus pembunuhan pada Selasa besok.
Dari keterangan polisi, Pemberton adalah orang terakhir yang terlihat bersama korban, Jeffrey Laude, sebelum ia ditemukan tewas di kamar mandi Hotel pada tanggal 12 Oktober 2014. Korban ditemukan tewas dengan kondisi kepala tersungkur di toilet dan ada tanda cekikan di lehernya.
Menurutnya, tidak ada alasan untuk membatalkan perjanjian bilateral, termasuk latihan militer kedua negara gara-gara kasus pembunuhan itu.
”Tak ada tempat yang tidak memiliki kejahatan apa pun. Dan apakah dosa satu orang harus mencerminkan seluruh negeri? Saya tidak berpikir begitu,” katanya kepada wartawan pada upacara untuk menandai kemenangan Perang Dunia II oleh sekutu.
Aquino mengatakan kedua pemerintah sedang memastikan marinir AS yang membunuh waria di Filipina menjalani proses peradilan pidana. ”Mari kita memperbaharui komitmen kami terhadap persahabatan yang kuat dan abadi antara Filipina dan sekutu perang (AS),” imbuh Aquino, seperti dikutip AFP.
Sementara itu, Jaksa Filipina telah memanggil Joseph Scott Pemberton untuk muncul pada sidang awal kasus pembunuhan pada Selasa besok.
Dari keterangan polisi, Pemberton adalah orang terakhir yang terlihat bersama korban, Jeffrey Laude, sebelum ia ditemukan tewas di kamar mandi Hotel pada tanggal 12 Oktober 2014. Korban ditemukan tewas dengan kondisi kepala tersungkur di toilet dan ada tanda cekikan di lehernya.
(mas)