Kisah Pilu Wanita Yazidi Diperbudak ISIS
A
A
A
SINJAR - Ratusan perempuan dan anak perempuan etnis Yazidi telah diperbudak oleh militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Salah satu kerabat para wanita Yazidi yang diperbudak ISIS menceritakan kisah pilu tersebut.
Para perempuan Yazidi ada yang dijual, dipaksa menikah dan pindah agama. Di wilayah perbatasan Irak danSuriah, jurnalis Russia Today, Paula Slier, berhasil menghubungi Amira, seorang wanita yang hidupnya berubah menjadi mimpi buruk setelah kakaknya ditangkap militan ISIS sebulan lalu.
Melalui telepon wanita berusia 27 tahun mengungkapkan bahwa militan ISIS menyakiti kerabatnya.”Mengeksploitasi kita, banyak dari kita yang sedang dijual,” katanya.
“Perempuan tidak dapat melakukan hal apapun untuk menyelamatkan diri. Terlebih lagi, militan (ISIS) tidak akan membiarkan kita membunuh diri kita sendiri,” lanjut dia yang dilansir Kamis (16/10/2014).
“Kami tidak yakin apakah dia masih hidup,” ujar Amira mengacu pada nasib kakaknya. ”Hidup saya hancur. Saya tidak berpikir apakah kita bisa pernah kembali ke kehidupan normal, tidak setelah kehilangan saudara kita, keluarga saya, ibu saya.”
Cerita Amira tidak berbeda jauh dengan laporan Human Rights Watch (HRW) yang dirlis baru-baru ini. Laporan itu disusun dari wawancara 16 wanita Yazidi yang berhasil meloloskan diri dari perbudakan militan ISIS.
Selain dipaksa pindah agama, menurut laporan HRW, para wanita Yazidi juga mengaku diperkosa millitan ISIS.
Para perempuan Yazidi ada yang dijual, dipaksa menikah dan pindah agama. Di wilayah perbatasan Irak danSuriah, jurnalis Russia Today, Paula Slier, berhasil menghubungi Amira, seorang wanita yang hidupnya berubah menjadi mimpi buruk setelah kakaknya ditangkap militan ISIS sebulan lalu.
Melalui telepon wanita berusia 27 tahun mengungkapkan bahwa militan ISIS menyakiti kerabatnya.”Mengeksploitasi kita, banyak dari kita yang sedang dijual,” katanya.
“Perempuan tidak dapat melakukan hal apapun untuk menyelamatkan diri. Terlebih lagi, militan (ISIS) tidak akan membiarkan kita membunuh diri kita sendiri,” lanjut dia yang dilansir Kamis (16/10/2014).
“Kami tidak yakin apakah dia masih hidup,” ujar Amira mengacu pada nasib kakaknya. ”Hidup saya hancur. Saya tidak berpikir apakah kita bisa pernah kembali ke kehidupan normal, tidak setelah kehilangan saudara kita, keluarga saya, ibu saya.”
Cerita Amira tidak berbeda jauh dengan laporan Human Rights Watch (HRW) yang dirlis baru-baru ini. Laporan itu disusun dari wawancara 16 wanita Yazidi yang berhasil meloloskan diri dari perbudakan militan ISIS.
Selain dipaksa pindah agama, menurut laporan HRW, para wanita Yazidi juga mengaku diperkosa millitan ISIS.
(mas)