AS Kirim Helikopter Apache untuk Serang Basis ISIS
A
A
A
FALLUJAH - Amerika Serikat (AS), terus mengintensifkan serangan terhadap basis ISIS yang berada di wilayah Suriah ataupun Irak. Setelah mengirimkan jet-jet tempur, kini AS mengirimkan helikopter tempur Apache untuk memperkuat serangan terhadap ISIS.
Melansir Al Arabiya, Selasa (7/10/2014), ini adalah pertamanya kalinya helikopter tersebut digunakan untuk menyerang basis ISIS. Dalam misi pertamanya, helikopter Apache melakukan serangan di wilayah Fallujah, semalam.
"Ini adalah pertama kalinya helikopter tersebut digunakan dalam koordinasi dengan dan untuk mendukung operasi ISF (Pasukan Keamanan Irak)," ungkap seorang perwira Angkatan Darat AS, Mayor Curtis Kellogg.
Menurut Kellog, pengiriman helikopter Apache berdasarkan pemintaan langsung dari pemerintah Irak. "Pemerintah Irak meminta dukungan untuk melakukan serangan di daerah Fallujah, untuk memukul mundur ISIS,” Kellog menambahkan.
Namun, penggunaan helikopter ini tidak lepas dari kritikan, karena beberapa pihak berpendapat operasi menggunakan helikopter lebih rawan dan berbahaya dibandingan melakukan serangan dengan menggunakan jet tempur.
“Pesawat jet terbang dengan ketinggian 9.000 meter, membuat mereka aman dari senjata yang dimiliki ISIS. Namun, dengan helikopter yang hanya terbang setinggi 50 meter, membuat mereka rawan mendapat serangan, baik dengan senapan mesin berat atau peluncur granat,” ungkap Christopher Harmer, seorang mantan penerbang Angkatan Laut AS.
Melansir Al Arabiya, Selasa (7/10/2014), ini adalah pertamanya kalinya helikopter tersebut digunakan untuk menyerang basis ISIS. Dalam misi pertamanya, helikopter Apache melakukan serangan di wilayah Fallujah, semalam.
"Ini adalah pertama kalinya helikopter tersebut digunakan dalam koordinasi dengan dan untuk mendukung operasi ISF (Pasukan Keamanan Irak)," ungkap seorang perwira Angkatan Darat AS, Mayor Curtis Kellogg.
Menurut Kellog, pengiriman helikopter Apache berdasarkan pemintaan langsung dari pemerintah Irak. "Pemerintah Irak meminta dukungan untuk melakukan serangan di daerah Fallujah, untuk memukul mundur ISIS,” Kellog menambahkan.
Namun, penggunaan helikopter ini tidak lepas dari kritikan, karena beberapa pihak berpendapat operasi menggunakan helikopter lebih rawan dan berbahaya dibandingan melakukan serangan dengan menggunakan jet tempur.
“Pesawat jet terbang dengan ketinggian 9.000 meter, membuat mereka aman dari senjata yang dimiliki ISIS. Namun, dengan helikopter yang hanya terbang setinggi 50 meter, membuat mereka rawan mendapat serangan, baik dengan senapan mesin berat atau peluncur granat,” ungkap Christopher Harmer, seorang mantan penerbang Angkatan Laut AS.
(esn)