Israel Kian Gusar, Swedia Akui Negara Palestina
A
A
A
TEL AVIV - Pemerintah Israel kian gusar dengan pernyataan Perdana Menteri Swedia, Stefan Lofven, yang akan secara resmi mengakui negara Palestina.
Sikap Swedia itu dianggap kontra dengan proses negosiasi damai antara Israel dan Palestina.
Lofven mengumumkan niatnya untuk mengakui negara Palestina itu saat pidato di parlemen Swedia, Jumat pekan lalu. (Baca: Terobosan Eropa, Swedia akan Akui Negara Palestina)
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, terusik dengan niat Lofven.”Bergerak secara unilateral bertentangan dengan perjanjian. Mereka (Swedia) tidak akan membawa perdamaian lebih dekat,” kata Netanyahu, sebagaimana dikutip kantor berita Reuters, Senin (6/10/2014).
“Mereka akan menjauhkan dari itu. Sebuah perjanjian hanya akan tercapai melalui negosiasi yang akan menjamin kepentingan nasional Israel, dengan jaminan keamanan warga Israel,” lanjut Netanyahu dalam sebuah pernyataan.
Menteri Luar Negeri Israel, Avigdor Lieberman, menyebut langkah Lofven terburu-buru. Dia minta pemimpin Swedia itu memahami bahwa orang-orang Palestina menghambat upaya perdamaian antara Palestina dengan Israel. (Baca juga: Akui Palestina, Israel Kecam Swedia)
Menulis di halaman Facebook-nya, Lieberman mengatakan, bahwa ia akan memanggil Duta Besar Swedia di Israel untuk berdiskusi terkait masalah itu.
Sementara itu, Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, tersanjung dengan sikap Swedia yang pro-Palestina. Abbas menyebut Swedia sebagai negara besar dan terhormat. Dia berharap negara-negara lain juga akan mengikuti Swedia.
Sikap Swedia itu dianggap kontra dengan proses negosiasi damai antara Israel dan Palestina.
Lofven mengumumkan niatnya untuk mengakui negara Palestina itu saat pidato di parlemen Swedia, Jumat pekan lalu. (Baca: Terobosan Eropa, Swedia akan Akui Negara Palestina)
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, terusik dengan niat Lofven.”Bergerak secara unilateral bertentangan dengan perjanjian. Mereka (Swedia) tidak akan membawa perdamaian lebih dekat,” kata Netanyahu, sebagaimana dikutip kantor berita Reuters, Senin (6/10/2014).
“Mereka akan menjauhkan dari itu. Sebuah perjanjian hanya akan tercapai melalui negosiasi yang akan menjamin kepentingan nasional Israel, dengan jaminan keamanan warga Israel,” lanjut Netanyahu dalam sebuah pernyataan.
Menteri Luar Negeri Israel, Avigdor Lieberman, menyebut langkah Lofven terburu-buru. Dia minta pemimpin Swedia itu memahami bahwa orang-orang Palestina menghambat upaya perdamaian antara Palestina dengan Israel. (Baca juga: Akui Palestina, Israel Kecam Swedia)
Menulis di halaman Facebook-nya, Lieberman mengatakan, bahwa ia akan memanggil Duta Besar Swedia di Israel untuk berdiskusi terkait masalah itu.
Sementara itu, Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, tersanjung dengan sikap Swedia yang pro-Palestina. Abbas menyebut Swedia sebagai negara besar dan terhormat. Dia berharap negara-negara lain juga akan mengikuti Swedia.
(mas)