Setelah 35 Tahun, Pemimpin Iran dan Inggris Kembali Bertemu
A
A
A
NEW YORK - Perdana Menteri Inggris, David Cameron akhirnya bertemu dengan presiden Iran, Hassan Rouhani. Pertemuan ini bisa dikatakan pertemuan bersejarah, sebab sejak 1979 pemimpin kedua negara sudah tidak pernah lagi melakukan pertemuan semacam ini.
“Dalam pertemuan itu kedua pemimpin sepakat untuk bersama-sama mencari cara untuk semakin meningkatkan hubungan bilateral kedua negara,” ungkap seorang juru bicara Cameron, seperti dilansir Al Arabiya, Kamis (25/9/2014).
Juru bicara itu menyatakan, selain membahas mengenai perbaikan hubungan bilateral kedua negara, kedua pemimpin itu juga membahas mengenai ancaman ISIS, baik itu kawasan Timur Tengah ataupun dunia internasional.
“Keduanya setuju, bahwa semua negara harus melakukan usaha lebih untuk bisa menghentikan dukungan bagi kelompok radikal tersebut,” juru bicara tersebut menambahkan. Dukungan yang dimaksud adalah dukungan dana, dan juga dukungan dari segi sumber daya manusia.
Sementara itu, Cameron dalam pidatonya di Sidang Umum PBB menyatakan, Iran dan Inggris memiliki perbedaan pendapat yang luar bisa berbeda. “Cara pandang mereka mengenai organisasi teroris, nuklir dan perlakukan terhadap rakyatnya, semuanya itu harus diubah,” ucap Cameron.
“Tetapi, Iran bisa membantu kita dalam memerangi ISIS. Mereka bisa membantu menstabilkan kondisi di Irak dan Suriah. Dan, bila mereka siap untuk melakukan hal itu, maka kita akan menerimanya dengan senang hati,” lanjutnya.
Juru bicara Cameron juga mengatakan, Cameron dan Rouhani setuju, bahwa sangat penting untuk mengamankan perjanjian komprehensif dalam negosiasi yang sedang berlangsung tentang program nuklir Iran.
“Dalam pertemuan itu kedua pemimpin sepakat untuk bersama-sama mencari cara untuk semakin meningkatkan hubungan bilateral kedua negara,” ungkap seorang juru bicara Cameron, seperti dilansir Al Arabiya, Kamis (25/9/2014).
Juru bicara itu menyatakan, selain membahas mengenai perbaikan hubungan bilateral kedua negara, kedua pemimpin itu juga membahas mengenai ancaman ISIS, baik itu kawasan Timur Tengah ataupun dunia internasional.
“Keduanya setuju, bahwa semua negara harus melakukan usaha lebih untuk bisa menghentikan dukungan bagi kelompok radikal tersebut,” juru bicara tersebut menambahkan. Dukungan yang dimaksud adalah dukungan dana, dan juga dukungan dari segi sumber daya manusia.
Sementara itu, Cameron dalam pidatonya di Sidang Umum PBB menyatakan, Iran dan Inggris memiliki perbedaan pendapat yang luar bisa berbeda. “Cara pandang mereka mengenai organisasi teroris, nuklir dan perlakukan terhadap rakyatnya, semuanya itu harus diubah,” ucap Cameron.
“Tetapi, Iran bisa membantu kita dalam memerangi ISIS. Mereka bisa membantu menstabilkan kondisi di Irak dan Suriah. Dan, bila mereka siap untuk melakukan hal itu, maka kita akan menerimanya dengan senang hati,” lanjutnya.
Juru bicara Cameron juga mengatakan, Cameron dan Rouhani setuju, bahwa sangat penting untuk mengamankan perjanjian komprehensif dalam negosiasi yang sedang berlangsung tentang program nuklir Iran.
(esn)