Menyesal Perangi Palestina, Serdadu Israel Diancam Dipenjara
A
A
A
YERUSALEM - Munculnya surat terbuka dari puluhan serdadu Israel yang menyesal memerangi Palestina, membuat komandan militer Israel murka. Serdadu penulis surat diancam dipenjara.
Tentara Israel penulis surat terbuka itu dianggap melakukan pelanggaran berat.Komandan unit tentara cadangan Israel, Brigjen Hanan Gefen, mengancam akan menindak serdadu Israel yang terlibat dalam penulisan surat terbuka itu. (Baca: Puluhan Serdadu Israel Menyesal dan Tolak Perangi Palestina)
Gefen sendiri belum lama ini telah berhenti menjadi komandan militer Israel.”Jika ini benar, dan jika saya komandan unit saat ini, saya akan menempatkan mereka semua ke pengadilan dan akan menuntut hukuman penjara untuk mereka, dan saya akan memecatnya dari unit,” katanya, seperti dikutip oleh surat kabar Maariv yang dilansir semalam.
”Mereka menggunakan informasi yang mereka terima dalam menjalankan tugas, serta untuk mempromosikan posisi politik mereka,” lanjut dia.
Semetara itu, salah satu serdadu Israel yang ikut menandatangani surat terbuka itu telah berbicara kepada surat kabar Yediot Aharonot, dalam kondisi anonim.
”Saya berpikir bahwa kita semua yang menandatangani surat tersebut melakukannya (secara sadar) karena kami mengerti bahwa kami tidak dapat tidur nyenyak di malam hari,” katanya.
Kebanyakan pria Israel melakukan wajib militer tiga tahun setelah sekolah. Sedangkan untuk perempuan wajib mengikutinya selama dua tahun.
Tentara Israel penulis surat terbuka itu dianggap melakukan pelanggaran berat.Komandan unit tentara cadangan Israel, Brigjen Hanan Gefen, mengancam akan menindak serdadu Israel yang terlibat dalam penulisan surat terbuka itu. (Baca: Puluhan Serdadu Israel Menyesal dan Tolak Perangi Palestina)
Gefen sendiri belum lama ini telah berhenti menjadi komandan militer Israel.”Jika ini benar, dan jika saya komandan unit saat ini, saya akan menempatkan mereka semua ke pengadilan dan akan menuntut hukuman penjara untuk mereka, dan saya akan memecatnya dari unit,” katanya, seperti dikutip oleh surat kabar Maariv yang dilansir semalam.
”Mereka menggunakan informasi yang mereka terima dalam menjalankan tugas, serta untuk mempromosikan posisi politik mereka,” lanjut dia.
Semetara itu, salah satu serdadu Israel yang ikut menandatangani surat terbuka itu telah berbicara kepada surat kabar Yediot Aharonot, dalam kondisi anonim.
”Saya berpikir bahwa kita semua yang menandatangani surat tersebut melakukannya (secara sadar) karena kami mengerti bahwa kami tidak dapat tidur nyenyak di malam hari,” katanya.
Kebanyakan pria Israel melakukan wajib militer tiga tahun setelah sekolah. Sedangkan untuk perempuan wajib mengikutinya selama dua tahun.
(mas)