CIA Bikin Video Porno Soekarno karena Pidato Keras di AS
A
A
A
JAKARTA - Niat buruk CIA untuk membuat video porno presiden pertama Indonesia, Soekarno dan pramugari cantik Rusia, bermula dari ketidaksukaan CIA dengan peran Soekarno yang mendunia kala itu.
Dengan mengandalkan aktor yang mirip Soekarno, dan merekayasa berbagai foto, video porno berjudul “Happy Days” itu dibuat, meski saat ini tidak jelas keberadaannya. (Baca: Kisah CIA Bikin Video Porno Soekarno dan Pramugari Rusia)
William Blum, penulis, sejarawan dan kritikus kebijakan luar negeri AS, menulis laporan lengkap soal niat buruk CIA untuk menjatuhkan citra Soekarno, yang salah satunya dengan pembuata video porno Soekarno dan pramugari Uni Soviet—yang kini bernama Rusia.
Blum, dalam situsnya, mengutip pernyataan pejabat Central Intelligence Agency (CIA). ”Saya pikir sudah waktunya kami menyeret kaki Soekarno ke api,” kata Frank Wisner, Deputi Direktur Operasi Rahasia CIA kala itu yang dikutip Blum dalam laporannya.
CIA terusik oleh kharismatik Soekarno, yang dianggap hanya pemimpin negara yang baru merdeka, tapi berani bicara meledak-ledak di hadapan Kongres AS. Pada suatu hari di musim gugur tahun 1956 Wisner berbicara tentang sosok Soekarno.
Dia tampak tidak suka, ketika Soekarno pada bulan Mei tahun itu, berpidato berapi-api di hadapan Kongres AS. Kala itu Soekarno dengan lantang minta AS lebih memahami masalah dan kebutuhan negara-negara berkembang, salah satunya Indonesia.
Dengan mengandalkan aktor yang mirip Soekarno, dan merekayasa berbagai foto, video porno berjudul “Happy Days” itu dibuat, meski saat ini tidak jelas keberadaannya. (Baca: Kisah CIA Bikin Video Porno Soekarno dan Pramugari Rusia)
William Blum, penulis, sejarawan dan kritikus kebijakan luar negeri AS, menulis laporan lengkap soal niat buruk CIA untuk menjatuhkan citra Soekarno, yang salah satunya dengan pembuata video porno Soekarno dan pramugari Uni Soviet—yang kini bernama Rusia.
Blum, dalam situsnya, mengutip pernyataan pejabat Central Intelligence Agency (CIA). ”Saya pikir sudah waktunya kami menyeret kaki Soekarno ke api,” kata Frank Wisner, Deputi Direktur Operasi Rahasia CIA kala itu yang dikutip Blum dalam laporannya.
CIA terusik oleh kharismatik Soekarno, yang dianggap hanya pemimpin negara yang baru merdeka, tapi berani bicara meledak-ledak di hadapan Kongres AS. Pada suatu hari di musim gugur tahun 1956 Wisner berbicara tentang sosok Soekarno.
Dia tampak tidak suka, ketika Soekarno pada bulan Mei tahun itu, berpidato berapi-api di hadapan Kongres AS. Kala itu Soekarno dengan lantang minta AS lebih memahami masalah dan kebutuhan negara-negara berkembang, salah satunya Indonesia.
(mas)