Saudi Bantah Berita Penghancuran Makam Rasulullah

Sabtu, 06 September 2014 - 11:49 WIB
Saudi Bantah Berita...
Saudi Bantah Berita Penghancuran Makam Rasulullah
A A A
RIYADH - Pemerintah Kerajaan Arab Saudi, akhirnya membantah dan mencela berita soal rencana penghancuran dan pemindahan makam Rasulullah Muhammad.

Mereka menyatakan, rencana itu baru proposal para akademisi yang tidak mewakili otoritas Kerajaan Arab Saudi. (Baca: Makam Nabi Muhammad Dikabarkan akan Digusur)

“Pandangan akademik tidak mencerminkan arah dan kebijakan pemerintah (Saudi), yang tertarik untuk merawat dua masjid suci,” kata juru bicara Presidensi Umum Dua masjid Suci Saudi, Ahmad mohammad al-Mansouri.

Mansouri, seperti dikutip Dhaka Tribune, Sabtu (6/9/2014), menegaskan, pandangan organisasi atau akademisi Saudi melalui proposal itu merupakan milik mereka sendiri. Dia menolak jika rencana itu dikaitkan dengan otoritas pemerintah Saudi. (Baca: Niat Gusur Makam Nabi Muhmmad dari Dokumen Ilmuwan Ini)

Laporan rencana penghancuran makam Rasulullah Muhammad, dirilis media Inggris Independent, Senin lalu. Menurut laporan yang bersumber dari dokumen akademisi setebal 61 halaman tersebut, makam Nabi Muhammad akan dihancurkan, dan digusur atau dipindahkan dari kompleks masjid al-Nabawi.

Rencananya, menurut dokumen itu, jenazah Nabi Muhammad akan dimakamkan ulang di lokasi pemakaman al-Baqi dengan kondisi anonim atau tanpa nama. Tujuannya, untuk menghindari pengkultusan. (Baca: Niat Gusur Makam Nabi Muhammad Bisa Picu Amarah Besar)

Namun, setelah berita itu memicu reaksi warga Muslim dunia, termasuk di Indonesia, koran Saudi Makkah, mengklarifikasi pemberitaan itu. Menurut wakil pemimpin redaksi Makkah, Mowafaq al-Nowaysar, rencana dari akademisi itu bukan penghancuran makam Nabi Muhammad, tapi mengisolasi makam tersebut. Dia tidak menjelaskan maksud dari mengisolasi itu. (Baca juga: Makkah: Tak Ada Rencana Pemindahan Makam Rasulullah)

Sebaliknya, dia menuduh media Inggris mencuri laporan wartawan Makkah yang terbit lebih dulu pada 25 Agustus 2014, dan media Inggris dianggap salah menerjemahkan.

Independent tidak terima dituduh mencuri laporan media Saudi itu. Deputy Managing Editor Independent, Will Gore, kepada Al Arabiya, mengklaim berita mereka eksklusif yang bersumber dari dokumen para akademisi Saudi. Gore tidak menyadari jika media Saudi telah menerbitkan pemberitaan serupa sebelumnya.
(mas)
Berita Terkait
Begini Suasana Perayaan...
Begini Suasana Perayaan Hari Valentine di Arab Saudi
Arab Saudi Segera Buka...
Arab Saudi Segera Buka Toko Alkohol Pertama
Pangeran Badr bin Abdul...
Pangeran Badr bin Abdul Mohsin yang Memajukan Tradisi dan Budaya Saudi Meninggal pada Usia 75 Tahun
Anak Muda Saudi Ini...
Anak Muda Saudi Ini Ubah Gurun Pasir Jadi Ladang Pertanian yang Menarik Wisatawan Asing
3 Alasan PM Netanyahu...
3 Alasan PM Netanyahu Meminta Raja Salman Mendirikan Negara Palestina di Arab Saudi
Arab Saudi Bertambah...
Arab Saudi Bertambah Kaya Raya, Ternyata Ini 3 Penyebabnya
Berita Terkini
Militer Pakistan Bantah...
Militer Pakistan Bantah Tangkap Pilot India
34 menit yang lalu
Polandia Tutup Konsulat...
Polandia Tutup Konsulat Rusia, Kremlin Umbar Ancaman kepada NATO
1 jam yang lalu
Tak Pernah Terjadi Sebelumnya,...
Tak Pernah Terjadi Sebelumnya, China Mampu Tundukkan AS
2 jam yang lalu
Banyak Negara Mengakui...
Banyak Negara Mengakui Palestina, Israel Keluarkan Ancaman
2 jam yang lalu
Perang India dan Pakistan,...
Perang India dan Pakistan, Siapa yang Paling Menderita?
4 jam yang lalu
Angkatan Udara Pakistan...
Angkatan Udara Pakistan Klaim Menang 6:0 dalam Perang dengan India
5 jam yang lalu
Infografis
AS Jual Rudal AMRAAM...
AS Jual Rudal AMRAAM ke Arab Saudi Senilai Rp57,6 Triliun
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved