Organisasi Pers Dunia Kutuk Pemenggalan Steven Sotloff
A
A
A
JAKARTA - AsosiasiSurat KabardanPenerbitBeritaDunia(WANIFRA)dan Forum Editor Dunia, pada Rabu (3/9/2014) mengutuk pemenggalan jurnalis StevenSotloffoleh militan ISIS.
Mereka juga menyerukan agar algojo ISIS pemenggal Sotloff diadili. Jurnalis Amerika Serikat (AS), Steven Sotloff, menjadi jurnalis AS kedua yang dipenggal algojo ISIS, setelah jurnalis AS sebelumnya, James Foley, tewas dipenggal agojo kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) itu.
”Kamiterkejut olehpembunuhan mengerikan terhadap Steven Sotloff, setelah pembunuhanserupapada bulan Agustus terhadapJamesFoley,”kataLarryKilman,SekretarisJenderalWANIFRA,asosiasiglobal yang mewakili 18 ribu surat kabar danpenerbitberitadi seluruh dunia. (Baca: ISIS Penggal Jurnalis Kedua Amerika Steven Sotloff)
Dalam pernyataan di video, algojo ISIS tidak hanya mengancam untuk membunuh jurnalis AS saja, tapi juga jurnalis di seluruh dunia yang memberikan berita penting dari kekejaman di zona perang. ”Mereka (jurnalis) adalahmata dan telingakita semua,” ujar Kilman, dalam rilis yang diterimaSindonews.
”Bahkan di antarameningkatnya jumlahserangan terhadap wartawan global, pembunuhan Foley dan Sotloff sangat sadis.Masyarakat internasionalharusmelakukan yang terbaikuntuk memastikan bahwajurnalismedan wartawan dihormati danpara pelaku kejahatantersebutharusdiseret ke pengadilan. Jurnalispria dan wanitatidak boleh diserang dan dibunuhhanya karenamelakukan pekerjaan mereka,” lanjut Kilman.
Video pemengalan Sotloff oleh algojo ISIS diunggah ke internet Selasa kemarin. Video itu diunggah, dua minggu setelah video pemenggalan Foley muncul. Dua video pemenggalan Foley dan Sotloff diyakini sejumlah pihak, otentik.
Kelompok ISIS yang telah ganti nama menjadi Negara Islam atau IS telah mengklaim bertanggung jawab atas pembunuhan dua wartawan asal AS itu.
WANIFRAtelahmencatatkematian sedikitnya47awak mediadi Suriahsejak perang pecah di negara itu tahun 2011. Organisasi itu mencatat, sebanyak57wartawanSuriahdan asingsaat ini ditahanatau hilangdi negera yang dipimpin Presiden Bashar al-Assad itu.
Mereka juga menyerukan agar algojo ISIS pemenggal Sotloff diadili. Jurnalis Amerika Serikat (AS), Steven Sotloff, menjadi jurnalis AS kedua yang dipenggal algojo ISIS, setelah jurnalis AS sebelumnya, James Foley, tewas dipenggal agojo kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) itu.
”Kamiterkejut olehpembunuhan mengerikan terhadap Steven Sotloff, setelah pembunuhanserupapada bulan Agustus terhadapJamesFoley,”kataLarryKilman,SekretarisJenderalWANIFRA,asosiasiglobal yang mewakili 18 ribu surat kabar danpenerbitberitadi seluruh dunia. (Baca: ISIS Penggal Jurnalis Kedua Amerika Steven Sotloff)
Dalam pernyataan di video, algojo ISIS tidak hanya mengancam untuk membunuh jurnalis AS saja, tapi juga jurnalis di seluruh dunia yang memberikan berita penting dari kekejaman di zona perang. ”Mereka (jurnalis) adalahmata dan telingakita semua,” ujar Kilman, dalam rilis yang diterimaSindonews.
”Bahkan di antarameningkatnya jumlahserangan terhadap wartawan global, pembunuhan Foley dan Sotloff sangat sadis.Masyarakat internasionalharusmelakukan yang terbaikuntuk memastikan bahwajurnalismedan wartawan dihormati danpara pelaku kejahatantersebutharusdiseret ke pengadilan. Jurnalispria dan wanitatidak boleh diserang dan dibunuhhanya karenamelakukan pekerjaan mereka,” lanjut Kilman.
Video pemengalan Sotloff oleh algojo ISIS diunggah ke internet Selasa kemarin. Video itu diunggah, dua minggu setelah video pemenggalan Foley muncul. Dua video pemenggalan Foley dan Sotloff diyakini sejumlah pihak, otentik.
Kelompok ISIS yang telah ganti nama menjadi Negara Islam atau IS telah mengklaim bertanggung jawab atas pembunuhan dua wartawan asal AS itu.
WANIFRAtelahmencatatkematian sedikitnya47awak mediadi Suriahsejak perang pecah di negara itu tahun 2011. Organisasi itu mencatat, sebanyak57wartawanSuriahdan asingsaat ini ditahanatau hilangdi negera yang dipimpin Presiden Bashar al-Assad itu.
(esn)