Suku Maya Ultimatum Warga Yahudi, Pergi atau Mati

Jum'at, 29 Agustus 2014 - 14:56 WIB
Suku Maya Ultimatum...
Suku Maya Ultimatum Warga Yahudi, Pergi atau Mati
A A A
ATITLAN - Komunitas warga Yahudi Ortodoks yang berjumlah sekitar 230 diultimatum masyarakat suku maya di Guatemala untuk pergi atau memilih dihukum mati.

Mereka pun berbondong-bondong memilih meninggalkan sebuah desa di negara itu setelah enam tahun tinggal.

Mereka keluar dari San Juan La Laguna, di tepi Danau Atitlan, sekitar 200 kilometer dari Ibukota Guatemala City.

Pilihan untuk pergi itu ditempuh, setelah pertemuan antara perwakilan warga Yahudi dengan masyarakat suku Maya pada Rabu lalu, gagal mencapai kesepakatan.

“Kami adalah orang (yang suka) perdamaian dan untuk menghindari insiden, kita sudah mulai meninggalkan desa,” kata Misael Santos, perwakilan dari komunitas Yahudi Ortodoks, kepada AFP, yang dilansir Jumat (29/8/2014).

Menurut Santos, warga Yahudi di sana telah diancam. ”Kami memiliki hak untuk berada di sana, tapi mereka mengancam kami dengan hukuman mati tanpa pengadilan jika kita tidak meninggalkan desa,” ujarnya.

Sebagian besar anggota komunitas Yahudi itu berasal dari Amerika Serikat, Israel, Inggris dan Rusia. Hanya sekitar 40 orang yang merupakan warga asli Guatemala. Sekitar setengah dari mereka adalah anak-anak.

Sejak Oktober 2013, penduduk asli setempat menuduh orang-orang Yahudi Ortodoks melakukan praktik diskriminasi terhadap warga suku Maya. Warga Yahudi juga dianggap melanggar adat suku Maya.

Dewan Adat Suku Maya, mengatakan komunitas Yahudi ingin memaksa warga asli untuk pindah agama. Selama ini, masyarakat suku maya mayoritas memeluk agama Katolik.

“Kami bertindak untuk membela diri dan menghormati hak-hak kami sebagai masyarakat adat. (Guatemala), dengan konstitusi yang melindungi kita. Karena itu, kita perlu untuk melestarikan budaya kita," kata juru bicara Dewan Adat Suku Maya, Miguel Vasquez.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0872 seconds (0.1#10.140)