Setelah Jadi Merek Celana Dalam, ISIS Kini Jadi Merek Wine
A
A
A
MALTA - Nama ISIS kembali digunakan sebagai merek dagang sebuah produk. Setelah sebelumnya sebuah perusahaan pakaian dalam asal Inggris, kini sebuah perusahaan wine asal Malta menggunakan nama ISIS untuk produk mereka.
Melansir Al Arabiya, Senin (25/8/2014), beberapa pengamat menyatakan, penggunaan nama tersebut sah-sah saja. Hal ini dikarenakan militan ISIS, sebagai pihak pertama yang mempopulerkan nama itu tidak pernah mempatenkannya.
Namun, seorang juru bicara perusahaan wine itu menolak dengan tegas bahwa nama yang mereka pakai dalam produk wine mereka terinspirasi dalam kelompok radikal di Irak dan Suriah. Mereka mengklaim, inspirasi mereka adalah dewi Isis, salah satu tokoh mitologi Timur Tengah.
Alasan serupa juga diutarakan oleh juru bicara Ann Summers, rumah mode pakaian dalam dengan merek ISIS. “Nama ISIS bukan diambil dari kelompok radikal, melainkan merujuk kepada dewi Mesir kuno dengan nama yang sama,” ucap juru bicara itu. (Baca:Heboh, ISIS Jadi Merek Celana Dalam Wanita di Inggris)
Menurut Wakil Direktur Asosiasi Hukum Internasional India, VK Singh, kesamaan nama dengan sebuah kelompok radikal sebenarnya cukup memalukan, karena perusahaan itu akan dihubung-hubungkan dengan kelompok tersebut. Namun, Sing menambahkan, efeknya tidak akan terlalu jauh, apalagi sampai menggoyahkan integritas perusahaan tersebut.
Melansir Al Arabiya, Senin (25/8/2014), beberapa pengamat menyatakan, penggunaan nama tersebut sah-sah saja. Hal ini dikarenakan militan ISIS, sebagai pihak pertama yang mempopulerkan nama itu tidak pernah mempatenkannya.
Namun, seorang juru bicara perusahaan wine itu menolak dengan tegas bahwa nama yang mereka pakai dalam produk wine mereka terinspirasi dalam kelompok radikal di Irak dan Suriah. Mereka mengklaim, inspirasi mereka adalah dewi Isis, salah satu tokoh mitologi Timur Tengah.
Alasan serupa juga diutarakan oleh juru bicara Ann Summers, rumah mode pakaian dalam dengan merek ISIS. “Nama ISIS bukan diambil dari kelompok radikal, melainkan merujuk kepada dewi Mesir kuno dengan nama yang sama,” ucap juru bicara itu. (Baca:Heboh, ISIS Jadi Merek Celana Dalam Wanita di Inggris)
Menurut Wakil Direktur Asosiasi Hukum Internasional India, VK Singh, kesamaan nama dengan sebuah kelompok radikal sebenarnya cukup memalukan, karena perusahaan itu akan dihubung-hubungkan dengan kelompok tersebut. Namun, Sing menambahkan, efeknya tidak akan terlalu jauh, apalagi sampai menggoyahkan integritas perusahaan tersebut.
(esn)