Semua Penumpang Diyakini Tewas sebelum MH370 Jatuh ke Laut
A
A
A
WELLINGTON - Semua penumpang pesawat Malaysia Airlines MH370 diyakini tewas kekurangan oksigen beberapa jam sebelum pilot menjatuhkan pesawat itu ke Samudera Hindia.
Analisis itu disampaikan oleh salah seorang penyidik independen asal Selandia Baru, Ewan Wilson. Menurutnya, 239 orang yang ada di dalam pesawat telah kehilangan kesadaran hingga empat jam sebelum pesawat Malaysia Airlines tipe Boeing 777 itu menghilang dari pantauan radar.
Pesawat itu hilang misterius pada 8 Maret 2014 sesaat setelah lepas landas dari Kuala Lumpur menuju Beijing. Dari ratusan orang di dalam pesawat, beberapa di antaranya merupakan warga Indonesia.
Penyidik itu juga menduga, kapten pilot Zaharie Ahmad Shah sengaja menaikkan tekanan udara di kabin, sehingga orang-orang di dalam pesawat tidak bisa bernapas. Zaharie, lanjut penyidik, diduga juga mengalami sesak napas, namun masih memiliki suplai oksigen lebih lama beberapa menit.
Saat pesawat jatuh ke laut, semua penumpang termasuk awak kabin diyakini dalam kondisi koma, bahkan kemungkinan besar sudah meninggal. Namun, Kapten pilot yang terkunci di kokpit masih bisa bertahan cukup lama. “(Pilot) meninggikan pesawat untuk menghindari radar dan ‘mengeksekusi’ tuannya (penumpang),” bunyi kesimpulan penyidik itu, seperti dikutip Mirror, Selasa (19/8/2014).
Pesawat MH370, lanjut penyidik, kemudian ditenggelamkan ke dasar laut secara utuh. Kondisi itu tidak memungkinkan bagi tim pencari untuk menemukan puing-puing pesawat. Wilson, merupakan penyidik veteran yang ahli dalam kecelakaan pesawat. Dia juga pendiri Kiwi Airlines dan seorang pilot komersial.
Sebuah laporan dari Biro Keselamatan Transportasi Australia (ATSB) juga menyimpulkan bahwa penumpang mungkin telah meninggal karena hipoksia (kekurangan oksigen).
Pemerintah Malaysia sebelumnya pernah menetapkan kapten pilot Zaharie Ahmad Shah sebagai tersangka utama dalam tragedi MH370. Pentapan tersangka itu juga mengacu pada anlisis catatan ponsel kapten pilot tersebut.
Selain kapten pilot Zaharie Ahmad Shah, co-pilot Fariq Abdul Hamid, juga masih dalam penyelidikan untuk dijadikan tersangka. Seorang teman keluarga Fariq, di Shah Alam, Kuala Lumpur, Malaysia, membenarkan adanya pemeriksaan itu.”Keluarga merasa Fariq telah diselidiki, layaknya seseorang yang melakukan kriminal,” kata tetangga Fariq.
“Mereka telah mengambil keterangan saksi dari semua teman dekat, kerabat, bahkan tunangan Farid, termasuk rincian banknya,” imbuh tetangga Fariq itu yang berbicara dalam kondisi anonim.
Analisis itu disampaikan oleh salah seorang penyidik independen asal Selandia Baru, Ewan Wilson. Menurutnya, 239 orang yang ada di dalam pesawat telah kehilangan kesadaran hingga empat jam sebelum pesawat Malaysia Airlines tipe Boeing 777 itu menghilang dari pantauan radar.
Pesawat itu hilang misterius pada 8 Maret 2014 sesaat setelah lepas landas dari Kuala Lumpur menuju Beijing. Dari ratusan orang di dalam pesawat, beberapa di antaranya merupakan warga Indonesia.
Penyidik itu juga menduga, kapten pilot Zaharie Ahmad Shah sengaja menaikkan tekanan udara di kabin, sehingga orang-orang di dalam pesawat tidak bisa bernapas. Zaharie, lanjut penyidik, diduga juga mengalami sesak napas, namun masih memiliki suplai oksigen lebih lama beberapa menit.
Saat pesawat jatuh ke laut, semua penumpang termasuk awak kabin diyakini dalam kondisi koma, bahkan kemungkinan besar sudah meninggal. Namun, Kapten pilot yang terkunci di kokpit masih bisa bertahan cukup lama. “(Pilot) meninggikan pesawat untuk menghindari radar dan ‘mengeksekusi’ tuannya (penumpang),” bunyi kesimpulan penyidik itu, seperti dikutip Mirror, Selasa (19/8/2014).
Pesawat MH370, lanjut penyidik, kemudian ditenggelamkan ke dasar laut secara utuh. Kondisi itu tidak memungkinkan bagi tim pencari untuk menemukan puing-puing pesawat. Wilson, merupakan penyidik veteran yang ahli dalam kecelakaan pesawat. Dia juga pendiri Kiwi Airlines dan seorang pilot komersial.
Sebuah laporan dari Biro Keselamatan Transportasi Australia (ATSB) juga menyimpulkan bahwa penumpang mungkin telah meninggal karena hipoksia (kekurangan oksigen).
Pemerintah Malaysia sebelumnya pernah menetapkan kapten pilot Zaharie Ahmad Shah sebagai tersangka utama dalam tragedi MH370. Pentapan tersangka itu juga mengacu pada anlisis catatan ponsel kapten pilot tersebut.
Selain kapten pilot Zaharie Ahmad Shah, co-pilot Fariq Abdul Hamid, juga masih dalam penyelidikan untuk dijadikan tersangka. Seorang teman keluarga Fariq, di Shah Alam, Kuala Lumpur, Malaysia, membenarkan adanya pemeriksaan itu.”Keluarga merasa Fariq telah diselidiki, layaknya seseorang yang melakukan kriminal,” kata tetangga Fariq.
“Mereka telah mengambil keterangan saksi dari semua teman dekat, kerabat, bahkan tunangan Farid, termasuk rincian banknya,” imbuh tetangga Fariq itu yang berbicara dalam kondisi anonim.
(mas)