Pentolan Separatis Ukraina: Berkhianat Berarti Eksekusi
A
A
A
DONETSK - Pimpinan separatis Ukraina di wilayah timur negara itu memperingatkan para milisinya untuk tidak berkhianat atau desersi. Jika itu dilakukan, maka hukumannya adalah eksekusi.
Peringatan itu muncul setelah pimpinan Republik Rakyat Donetsk (DNR) mengkhawatirkan gangguan disiplin para milisi Donetsk yang sudah lama bertempur dengan pasukan Ukraina yang berbasis di Kiev.
”Bukan rahasia bahwa kita memiliki milisi yang melaksanakan kejahatan. Ada contoh penjarahan dan penggunaan kekerasan,” kata Eduard Yakubovsky, salah seorang pimpinan DNR yang ditunjuk menjadi Jaksa Agung DNR, dalam sebuah video yang dirilis milisi separatis Ukraina.
Dia kesal setelah terjadi aksi penjarahan yang dilakukan milisi separatis Ukraina. Saksi mata di Donetsk mengatakan beberapa separatis bersenjata masuk ke dealer mobil. Mereka menodongkan senjata dan memaksa pemilik perusahaan menyerahkan sahamnya.
Dalam pengumuman yang diunggah di situs mereka, para pimpinan DNR marah dengan aksi penjarahan para milisi itu. Para pimpinan DNR menegaskan, aksi penajrahan dengan pengerahan kekuatan terhadap warga sipil seperti itu tidak sah.
Mereka akan membentuk pengadilan militer untuk menjatuhkan hukuman mati bagi siapa pun yang melakukan kejahatan serius. Seperti spionase, subversi dan desersi.
”Hukuman mati dalam kode ini akan ditetapkan sebagai tindak kejahatan tingkat pertama, setingkat pembunuhan. Yaitu pembunuhan dua orang atau lebih, atau dengan kekejaman yang berbeda," katanya.
"Atau terhadap seorang anak, atau pada wanita hamil, dan berbagai kejahatan lainnya,” lanjut Yakubovsky dalam video, yang menunjukkan saat dia memimpin rapat, seperti dikutip Reuters, Selasa (19/8/2014).
Peringatan itu muncul setelah pimpinan Republik Rakyat Donetsk (DNR) mengkhawatirkan gangguan disiplin para milisi Donetsk yang sudah lama bertempur dengan pasukan Ukraina yang berbasis di Kiev.
”Bukan rahasia bahwa kita memiliki milisi yang melaksanakan kejahatan. Ada contoh penjarahan dan penggunaan kekerasan,” kata Eduard Yakubovsky, salah seorang pimpinan DNR yang ditunjuk menjadi Jaksa Agung DNR, dalam sebuah video yang dirilis milisi separatis Ukraina.
Dia kesal setelah terjadi aksi penjarahan yang dilakukan milisi separatis Ukraina. Saksi mata di Donetsk mengatakan beberapa separatis bersenjata masuk ke dealer mobil. Mereka menodongkan senjata dan memaksa pemilik perusahaan menyerahkan sahamnya.
Dalam pengumuman yang diunggah di situs mereka, para pimpinan DNR marah dengan aksi penjarahan para milisi itu. Para pimpinan DNR menegaskan, aksi penajrahan dengan pengerahan kekuatan terhadap warga sipil seperti itu tidak sah.
Mereka akan membentuk pengadilan militer untuk menjatuhkan hukuman mati bagi siapa pun yang melakukan kejahatan serius. Seperti spionase, subversi dan desersi.
”Hukuman mati dalam kode ini akan ditetapkan sebagai tindak kejahatan tingkat pertama, setingkat pembunuhan. Yaitu pembunuhan dua orang atau lebih, atau dengan kekejaman yang berbeda," katanya.
"Atau terhadap seorang anak, atau pada wanita hamil, dan berbagai kejahatan lainnya,” lanjut Yakubovsky dalam video, yang menunjukkan saat dia memimpin rapat, seperti dikutip Reuters, Selasa (19/8/2014).
(mas)