Terkait Penyadapan, Turki Tuntut Penjelasan Jerman
A
A
A
ANKARA - Aksi penyadapan yang dilakukan Jerman terhadap Turki, membuat negara muslim terbesar di Eropa itu gerah. Turki dikabarkan telah memanggil Duta Besar Jerman untuk Turki, Eberhard Pohl guna memberikan penjelasan mengenai hal ini.
Melansir Channel News Asia, Senin (18/8/2014), aksi penyadapan ini terkuak setelah media Jerman, Der Spigel menerbitkan berita mengenai aksi mata-mata Dinas Rahasia Jerman. Dalam tulisannya, Der Spigel menyatakan, Jerman telah memata-matai Turki semenjak tahun 2009.
“Duta Besat Pohl dipanggil untuk memberikan penjelasan secara formal, dan kami harap penjelasannya dapat memuaskan kami,” ucap pihak Kementerian Luar Negeri Turki. “Bila berita itu benar adanya, maka Jerman harus segera menghentikan tindakan tersebut,” kementerian itu menambahkan.
Kementerian tersebut menegaskan aksi mata-mata semacam ini tidak bisa diterima saat ini, terlebih Jerman adalah salah satu sekutu Turki. “Di tengah hubungan yang membutuhkan kepercayaan tinggi, aksi semacam ini tidak bisa diterima,” ucap kementerian itu.
Sementara itu, Martin Schaefer, juru bicara Kementerian Luar Negeri Jerman, mengatakan, bahwa duta besar tidak dipanggil melainkan diundang untuk datang ke kantor Kementerian Luar Negeri Turki. “Duta Besar Pohl diundang untuk melakukan sebuah diskusi mengenai berita yang beredar,” ungkap Schaefer.
“Diskusi berlangsung berjalan dalam kondisi yang sangat santai dan hangat, Duta Besar akan menjelaskan secara rinci tentang kabar yang saat ini beredar di media-media Jerman,” Schaefer menambahkan.
Melansir Channel News Asia, Senin (18/8/2014), aksi penyadapan ini terkuak setelah media Jerman, Der Spigel menerbitkan berita mengenai aksi mata-mata Dinas Rahasia Jerman. Dalam tulisannya, Der Spigel menyatakan, Jerman telah memata-matai Turki semenjak tahun 2009.
“Duta Besat Pohl dipanggil untuk memberikan penjelasan secara formal, dan kami harap penjelasannya dapat memuaskan kami,” ucap pihak Kementerian Luar Negeri Turki. “Bila berita itu benar adanya, maka Jerman harus segera menghentikan tindakan tersebut,” kementerian itu menambahkan.
Kementerian tersebut menegaskan aksi mata-mata semacam ini tidak bisa diterima saat ini, terlebih Jerman adalah salah satu sekutu Turki. “Di tengah hubungan yang membutuhkan kepercayaan tinggi, aksi semacam ini tidak bisa diterima,” ucap kementerian itu.
Sementara itu, Martin Schaefer, juru bicara Kementerian Luar Negeri Jerman, mengatakan, bahwa duta besar tidak dipanggil melainkan diundang untuk datang ke kantor Kementerian Luar Negeri Turki. “Duta Besar Pohl diundang untuk melakukan sebuah diskusi mengenai berita yang beredar,” ungkap Schaefer.
“Diskusi berlangsung berjalan dalam kondisi yang sangat santai dan hangat, Duta Besar akan menjelaskan secara rinci tentang kabar yang saat ini beredar di media-media Jerman,” Schaefer menambahkan.
(esn)