Ibu di Ukraina Antar Anaknya Sendiri ke Penjara
A
A
A
DONETSK - Natalya Nikitenko, seorang ibu di Donetsk, Ukraina timur mengantar anaknya kembali ke penjara. Aksi itu hanya berselang beberapa jam setelah penjara diserang mortir dan banyak narapidana (Napi) termasuk anaknya melarikan diri atau kabur.
”Dia sendiri mengatakan bahwa ia harus kembali sehingga tidak akan dianggap sebagai (tindakan) melarikan diri. Kami melakukan segala sesuatu sesuai dengan hukum,” kata Natalya, kemarin, saat naik mobil di luar penjara di sebuah wilayah yang dikuasai kelompok separatis pro-Rusia.
Anak Natalya masih harus menjalani sisa hukuman empat tahun di penjara karena kasus pencurian mobil. Anaknya adalah salah satu dari 106 Napi yang melarikan diri setelah penjara itu terkena serangan mortir dari pasukan Ukraina yang memerangi kelompok separatis pada Minggu.
Seorang pejabat penjara, seperti dikutip AFP, Selasa (12/8/2014) mengatakan para tahanan melarikan diri karena panik.
Dalam serangan mortir itu, seorang tahanan tewas dan beberapa lainnya terluka. ”Bagaimana Anda bisa hidup tanpa hukum?, tanya Natalya.
Menurutnya, anaknya sendiri yang meminta agar dia kembali ke penjara.Anaknya bercerita, bahwa tembakan mortir di kompleks penjara sangat berbahaya.
Tindakan melarikan diri, katanya, semata-mata untuk menyelamatkan diri, bukan untuk berniat kabur.“Ia takut dan berlari keluar seperti peluru. Dia bahkan tidak tahu bagaimana dia (sampai ke) rumah,” ujar Natalya.
”Dia sendiri mengatakan bahwa ia harus kembali sehingga tidak akan dianggap sebagai (tindakan) melarikan diri. Kami melakukan segala sesuatu sesuai dengan hukum,” kata Natalya, kemarin, saat naik mobil di luar penjara di sebuah wilayah yang dikuasai kelompok separatis pro-Rusia.
Anak Natalya masih harus menjalani sisa hukuman empat tahun di penjara karena kasus pencurian mobil. Anaknya adalah salah satu dari 106 Napi yang melarikan diri setelah penjara itu terkena serangan mortir dari pasukan Ukraina yang memerangi kelompok separatis pada Minggu.
Seorang pejabat penjara, seperti dikutip AFP, Selasa (12/8/2014) mengatakan para tahanan melarikan diri karena panik.
Dalam serangan mortir itu, seorang tahanan tewas dan beberapa lainnya terluka. ”Bagaimana Anda bisa hidup tanpa hukum?, tanya Natalya.
Menurutnya, anaknya sendiri yang meminta agar dia kembali ke penjara.Anaknya bercerita, bahwa tembakan mortir di kompleks penjara sangat berbahaya.
Tindakan melarikan diri, katanya, semata-mata untuk menyelamatkan diri, bukan untuk berniat kabur.“Ia takut dan berlari keluar seperti peluru. Dia bahkan tidak tahu bagaimana dia (sampai ke) rumah,” ujar Natalya.
(mas)