NATO: Rusia di Balik Konflik Moldova, Georgia, dan Ukraina
A
A
A
BRUSSELS - Sekretaris Jenderal NATO, Anders Fogh Rasmussen menuduh Rusia berada di balik konflik yang terjadi di negara-negara pecahan Uni Soviet. Rasmussen menilai Rusia mengaduk-aduk situasi politik di tiga negara pecahan Soviet itu.
Melansir RIANOVOSTI, Rabu (6/8/2014) ketiga negara pecahan Soviet yang diutarakan Rasmussen antara lain Moldova, Georgia dan Ukraina. Dirinya juga menyalahkan separatis yang didukung Rusia sebagai dalang jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17.
Rasmussen menegaskan, NATO sudah berusaha untuk terus merangkul Rusia dengan menawarkan berbagai macam kerjasama kepada negeri Beruang Merah itu. Dirinya juga menyatakan NATO berharap mampu membangun sebuah kemitraan startegis dengan Rusia.
“Namun, Rusia telah merobek-robek penawaran tersebut dan membangkitkan konflik di Moldova, Georgia dan Ukraina. Mereka menantang sebuah tatanan aturan yang dipakai oleh dunia internasional,” ungkap Rasmussen.
Sebelumnya, pihak Rusia melalui Menteri Luar Negeri mereka, Sergei Lavrov mengkritik pernyataan Rasmussen mengenai insiden MH17. Menurut Lavrov, Rasmussen dan NATO lebih tertarik mencari konfrontasi dibandingkan dengan turut andil dalam proses investigasi MH17.
Melansir RIANOVOSTI, Rabu (6/8/2014) ketiga negara pecahan Soviet yang diutarakan Rasmussen antara lain Moldova, Georgia dan Ukraina. Dirinya juga menyalahkan separatis yang didukung Rusia sebagai dalang jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17.
Rasmussen menegaskan, NATO sudah berusaha untuk terus merangkul Rusia dengan menawarkan berbagai macam kerjasama kepada negeri Beruang Merah itu. Dirinya juga menyatakan NATO berharap mampu membangun sebuah kemitraan startegis dengan Rusia.
“Namun, Rusia telah merobek-robek penawaran tersebut dan membangkitkan konflik di Moldova, Georgia dan Ukraina. Mereka menantang sebuah tatanan aturan yang dipakai oleh dunia internasional,” ungkap Rasmussen.
Sebelumnya, pihak Rusia melalui Menteri Luar Negeri mereka, Sergei Lavrov mengkritik pernyataan Rasmussen mengenai insiden MH17. Menurut Lavrov, Rasmussen dan NATO lebih tertarik mencari konfrontasi dibandingkan dengan turut andil dalam proses investigasi MH17.
(esn)