MH17 Nekat Terbang di Zona Perang, Ini Kata MAS
A
A
A
KUALA LUMPUR - Kenekatan pihak Malaysia Airlines (MAS) yang menerbangkan pesawat MH17 di zona perang, di Ukraina timur dipertanyakan banyak pihak. Sebab, sejumlah maskapai Asia sudah sekitar tiga bulan lalu menghindari rute langit Ukraina timur karena bahaya mengancam.
Salah satu pihak yang mempertanyakan kenekatan MAS menerbangkan pesawat MH17 di zona perang di Ukraina timur adalah Duta Besar Rusia untuk PBB, Vitaly Churkin.
”Seperti yang kita lihat, perlu untuk menyelidiki hal itu tidak hanya pada sisi kecelakaan, tetapi juga bagaimana otoritas penerbangan Ukraina melakukan tugas profesionalnya,” sindir Churkin yang merasa aneh, bahwa Ukraina mengizinkan pesawat MH17 terbang di wilayah perang.
Pihak MAS memiliki jawaban atas hal yang dianggap aneh itu. MAS menegaskan, bahwa mereka nekat menerbangkan pesawat MH17 di wilayah udara Ukraina timur karena diperintahkan oleh otoritas Lalu Lintas Udara Ukraina. MAS menyatakan otoritas Ukraina memerintahkan agar pesawat MH17 terbang di atas ketinggian 10.060 meter.
Pada ketinggian itulah, pesawat pembawa 298 orang diduga kuat ditembak jatuh dengan rudal, Kamis lalu. Semua orang di pesawat itu tewas, termasuk 12 warga Indonesia yang ada di dalamnya. Pesawat itu terbang dari Amsterdam menuju Kuala Lumpur.
”Namun, ketinggian pesawat dalam penerbangan sudah ditentukan oleh otoritas Lalu Lintas Udara di wilayah setempat. Setelah memasuki wilayah udara Ukraina, MH17 diperintahkan oleh pengontrol Lalu Lintas Udara Ukraina agar terbang pada ketinggian 33.000 kaki (sekitar 10.000 meter),” bunyi pernyataan MAS, semalam (18/7/2014), seperti dikutip Malaysian Insider.
Laporan berbeda muncul dari otoritas Lalu Lintas Udara Eropa (Eurocontrol). Laman Guardian yang mengutip pernyataan Eurocontrol melaporkan, bahwa pihak berwenang Ukraina telah melarang pesawat komersial untuk tidak terbang melebihi ketinggian 9.700 meter. Namun, pesawat MH17 terbang pada ketinggian 10.000 meter, yang kemudian jatuh karena diduga kuat ditembak dengan rudal.
Salah satu pihak yang mempertanyakan kenekatan MAS menerbangkan pesawat MH17 di zona perang di Ukraina timur adalah Duta Besar Rusia untuk PBB, Vitaly Churkin.
”Seperti yang kita lihat, perlu untuk menyelidiki hal itu tidak hanya pada sisi kecelakaan, tetapi juga bagaimana otoritas penerbangan Ukraina melakukan tugas profesionalnya,” sindir Churkin yang merasa aneh, bahwa Ukraina mengizinkan pesawat MH17 terbang di wilayah perang.
Pihak MAS memiliki jawaban atas hal yang dianggap aneh itu. MAS menegaskan, bahwa mereka nekat menerbangkan pesawat MH17 di wilayah udara Ukraina timur karena diperintahkan oleh otoritas Lalu Lintas Udara Ukraina. MAS menyatakan otoritas Ukraina memerintahkan agar pesawat MH17 terbang di atas ketinggian 10.060 meter.
Pada ketinggian itulah, pesawat pembawa 298 orang diduga kuat ditembak jatuh dengan rudal, Kamis lalu. Semua orang di pesawat itu tewas, termasuk 12 warga Indonesia yang ada di dalamnya. Pesawat itu terbang dari Amsterdam menuju Kuala Lumpur.
”Namun, ketinggian pesawat dalam penerbangan sudah ditentukan oleh otoritas Lalu Lintas Udara di wilayah setempat. Setelah memasuki wilayah udara Ukraina, MH17 diperintahkan oleh pengontrol Lalu Lintas Udara Ukraina agar terbang pada ketinggian 33.000 kaki (sekitar 10.000 meter),” bunyi pernyataan MAS, semalam (18/7/2014), seperti dikutip Malaysian Insider.
Laporan berbeda muncul dari otoritas Lalu Lintas Udara Eropa (Eurocontrol). Laman Guardian yang mengutip pernyataan Eurocontrol melaporkan, bahwa pihak berwenang Ukraina telah melarang pesawat komersial untuk tidak terbang melebihi ketinggian 9.700 meter. Namun, pesawat MH17 terbang pada ketinggian 10.000 meter, yang kemudian jatuh karena diduga kuat ditembak dengan rudal.
(mas)