Junta Militer Izinkan Yingluck Tinggalkan Thailand
A
A
A
BANGKOK - Junta militer Thailand telah memberikan izin kepada mantan perdana menteri Yingluck Shinawatra untuk meninggalkan Thailand. Itu merupakan kesempatan pertama bagi Yingluck untuk meninggalkan Thailand sejak kudeta militer terjadi 22 Mei 2014 lalu.
Pemberian izin bagi Yingluck untuk meninggalkan Thailand itu disampaikan seorang juru bicara militer Kamis (17/7/2014). Yingluck diperkirakan akan melakukan perjalanan ke Paris, Prancis, pekan depan untuk menghadiri pesta ulang tahun ke-65 dari kakaknya, yakni mantan perdana menteri Thaksin Shinawatra yang statusnya buron.
Junta militer setelah melakukan kudeta, secara resmi menamakan diri sebagai Dewan Nasional untuk Ketentraman dan Ketertiban (NCPO).
”NCPO kemarin menyetujui permintaan mantan perdana menteri Yingluck untuk meninggalkan negara ini, karena sejak kudeta, dia tidak pernah menunjukkan bahwa ia menentang NCPO,” kata juru bicara militer Thailand, Kolonel Winthai Suvaree.
”Dia telah menunjukkan kepatuhan sejak saat itu,” lanjut dia, seperti dikutip Reuters. Yingluck, merupakan perdana menteri wanita pertama Thailand. Namun, dia dipecat oleh Mahkamah Konstitusi atas tuduhan penyalahgunaan kekuasaan.
Yingluck bersama ratusan orang lainnya sempat ditahan junta militer, namun tak berselang lama dibebaskan.
Sedangkan kakaknya, Thaksin Shinawatra yang digulingkan dalam kudeta militer tahun 2006, telah melarikan diri dari Thailand untuk menghindari penjara atas tuduhan korupsi. Namun, Thaksin menegaskan kasus itu sengaja digulirkan karena kepentingan politik.
Pemberian izin bagi Yingluck untuk meninggalkan Thailand itu disampaikan seorang juru bicara militer Kamis (17/7/2014). Yingluck diperkirakan akan melakukan perjalanan ke Paris, Prancis, pekan depan untuk menghadiri pesta ulang tahun ke-65 dari kakaknya, yakni mantan perdana menteri Thaksin Shinawatra yang statusnya buron.
Junta militer setelah melakukan kudeta, secara resmi menamakan diri sebagai Dewan Nasional untuk Ketentraman dan Ketertiban (NCPO).
”NCPO kemarin menyetujui permintaan mantan perdana menteri Yingluck untuk meninggalkan negara ini, karena sejak kudeta, dia tidak pernah menunjukkan bahwa ia menentang NCPO,” kata juru bicara militer Thailand, Kolonel Winthai Suvaree.
”Dia telah menunjukkan kepatuhan sejak saat itu,” lanjut dia, seperti dikutip Reuters. Yingluck, merupakan perdana menteri wanita pertama Thailand. Namun, dia dipecat oleh Mahkamah Konstitusi atas tuduhan penyalahgunaan kekuasaan.
Yingluck bersama ratusan orang lainnya sempat ditahan junta militer, namun tak berselang lama dibebaskan.
Sedangkan kakaknya, Thaksin Shinawatra yang digulingkan dalam kudeta militer tahun 2006, telah melarikan diri dari Thailand untuk menghindari penjara atas tuduhan korupsi. Namun, Thaksin menegaskan kasus itu sengaja digulirkan karena kepentingan politik.
(mas)