Menlu Filipina Sambangi Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Menteri Luar Negeri Filipina, Albert F. Del Rosario pada Selasa (15/7/2014) menyambangi Indonesia. Kunjungan Rosario kali ini bertujuan untuk membahas perkembangan bilateral dengan Indonesia dan juga membahas mengenai konflik laut China Selatan.
Ditemui Sindonews di komplek perkantoran Kementeria Luar Negeri Indonesia di Jakarta, Rosaria bersama dengan Menteri Luar Negeri Indonesia, Marty Natalgewa menyatakan pertemuan ini merupakan tindaklajut hasil kunjungan presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Filipina Mei lalu.
“Dalam perbincangan tadi, kami membahas mengenai perkembangan hubungan kedua negara, dan juga membahas mengenai beberapa isu di kawasan regional dan internasional, seperti insiden Laut China Selatan dan Gaza,” ungkap Rosario.
Marty sendiri menyatakan, dalam pertemuan ini juga mereka membahas mengenai kesepatan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia dan Filipina yang ditandatangani Mei lalu. “Kami juga membahas mengenai perbatsan maritim antara kedua negara,” ucap Marty.
Dengan ditandatanginya perjanjian ini juga diharapkan mampu menjadi model bagi negara-negara lain di kawasan dalam menyelesaian isu mengenai perbatasan secara damai tanpa harus menggunakan kekuatan militer.
Ditemui Sindonews di komplek perkantoran Kementeria Luar Negeri Indonesia di Jakarta, Rosaria bersama dengan Menteri Luar Negeri Indonesia, Marty Natalgewa menyatakan pertemuan ini merupakan tindaklajut hasil kunjungan presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Filipina Mei lalu.
“Dalam perbincangan tadi, kami membahas mengenai perkembangan hubungan kedua negara, dan juga membahas mengenai beberapa isu di kawasan regional dan internasional, seperti insiden Laut China Selatan dan Gaza,” ungkap Rosario.
Marty sendiri menyatakan, dalam pertemuan ini juga mereka membahas mengenai kesepatan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia dan Filipina yang ditandatangani Mei lalu. “Kami juga membahas mengenai perbatsan maritim antara kedua negara,” ucap Marty.
Dengan ditandatanginya perjanjian ini juga diharapkan mampu menjadi model bagi negara-negara lain di kawasan dalam menyelesaian isu mengenai perbatasan secara damai tanpa harus menggunakan kekuatan militer.
(esn)