Tidak Ada Tempat Aman di Gaza
A
A
A
GAZA - Serangan udara bertubi-tubi yang dilancarkan Israel ke wilayah Gaza membuat setiap jengkal tanah di wilayah itu menjadi tak aman. Setiap bangunan Gaza bisa setiap saat menjadi target serangan Israel.
“Kami berlari ke mana saja, jauh dari rumah agar tidak menjadi target penyerangan,” ucap Khader salah seorang warga Gaza. Rumah yang sudah lama dia idam-idamkan hancur hanya dalam waktu hitungan menit akibat rudal Israel.
Melansir Al Jazeera, Minggu (13/7/2014), Khader menyatakan dirinya melihat ketakutan dan trauma di mata anak-anaknya ketika serangan itu terjadi.
"Trauma ini begitu besar, mereka takut untuk kembali ke rumah mereka. Sebuah keajaban kami bisa menyelamatkan diri dari sengan tersebut, dimana rumah kami hancur berkeping-keping,” Khader menambahkan.
Khader adalah segelintir orang yang sempat menyelematkan diri dari serangan Israel. Dia berhasil keluar dan menyelematkan diri karena mendengar teriakan tetangganya bahwa ada pesawat Israel yang mendekat.
Di tempat lain, lima orang tewas ketika serangan rudal militer Israel mengahantam rumah mereka. Di saat mereka terlelap dalam tidur mereka, keluarga tersebut tidak pernah menyangka mereka akan menutup mata untuk selamanya.
Sudah lebih dari 200 orang tewas akibat serangan yang dilancarkan oleh militer Israel. Rumah, perkantoran, markas polisi bahkan masjid yang menjadi tempat ibadahpun tak luput menjadi sasaran tembak.
Menurut data yang dikemukan oleh badan PBB yang mengurusi Timur Tengah, setidaknya 70 rumah warga Palestina telah hancur, sedangkan 2.500 unit rumah lain mengalami kerusakan, baik rusak ringan ataupun rusak berat.
Perdana Menter Israel, Benjamin Netanyahu menyatakan serangn tersebut tidak akan segera berakhir dan gencatan senjata hanya akan terjadi bila Israel sudah mencapai tujuan mereka.
”Ya, saya akan mengakhirinya, ketika tujuan kita direalisasikan. Dan tujuan utama adalah untuk mengembalikan kedamaian dan ketenangan,” ujar Netanyahu.
“Kami berlari ke mana saja, jauh dari rumah agar tidak menjadi target penyerangan,” ucap Khader salah seorang warga Gaza. Rumah yang sudah lama dia idam-idamkan hancur hanya dalam waktu hitungan menit akibat rudal Israel.
Melansir Al Jazeera, Minggu (13/7/2014), Khader menyatakan dirinya melihat ketakutan dan trauma di mata anak-anaknya ketika serangan itu terjadi.
"Trauma ini begitu besar, mereka takut untuk kembali ke rumah mereka. Sebuah keajaban kami bisa menyelamatkan diri dari sengan tersebut, dimana rumah kami hancur berkeping-keping,” Khader menambahkan.
Khader adalah segelintir orang yang sempat menyelematkan diri dari serangan Israel. Dia berhasil keluar dan menyelematkan diri karena mendengar teriakan tetangganya bahwa ada pesawat Israel yang mendekat.
Di tempat lain, lima orang tewas ketika serangan rudal militer Israel mengahantam rumah mereka. Di saat mereka terlelap dalam tidur mereka, keluarga tersebut tidak pernah menyangka mereka akan menutup mata untuk selamanya.
Sudah lebih dari 200 orang tewas akibat serangan yang dilancarkan oleh militer Israel. Rumah, perkantoran, markas polisi bahkan masjid yang menjadi tempat ibadahpun tak luput menjadi sasaran tembak.
Menurut data yang dikemukan oleh badan PBB yang mengurusi Timur Tengah, setidaknya 70 rumah warga Palestina telah hancur, sedangkan 2.500 unit rumah lain mengalami kerusakan, baik rusak ringan ataupun rusak berat.
Perdana Menter Israel, Benjamin Netanyahu menyatakan serangn tersebut tidak akan segera berakhir dan gencatan senjata hanya akan terjadi bila Israel sudah mencapai tujuan mereka.
”Ya, saya akan mengakhirinya, ketika tujuan kita direalisasikan. Dan tujuan utama adalah untuk mengembalikan kedamaian dan ketenangan,” ujar Netanyahu.
(esn)