AL Qaeda Berencana Hancurkan Menara Eifel
A
A
A
PARIS - Kelompok militan terbesar dan paling berbahaya di dunia, al Qaeda, dikabarkan sedang merencanakan serangkaian serangan ke ibuota Prancis, Paris. Salah satu target mereka adalah ikon kota mode itu, menara Eifel.
Melansir Russia Today, Kamis (10/7/2014), rencana itu terungkap saat percakapan antara seorang warga negara Aljazair yang tinggal di Perancis dan seorang perwira senior cabang Al-Qaeda di Maghreb. Percakapan itu berhasil dilacak oleh pihak kepolisian Prancis.
Polisi Prancis tidak sengaja menemukan pembicaraan ini setelah mereka mendeskripsi pesan antara seorang tukang daging halal asal Aljazair berusia 29 tahun yang tinggal di Vaucluse, tenggara Prancis, dan seorang perwira tinggi Al-Qaeda di Maghreb Islam (AQIM).
Tersangka diidentifikasi sebagai Ali M, seorang ayah dua anak yang menghabiskan setidaknya lima tahun di Perancis. Mereka berdua bertukar pesan terenkripsi selama sekitar satu tahun di situs Islamic Shoumouk al-Islam.
Nama Samaran Ali di situs itu Abu Jaji, sementara militan Al-Qaeda menggunakan nama alias Redouane18. Dalam percakapan itu Redouane18 meminta Abu Jaji untuk membuat saran mengenai bagaimana melakukan jihad di Perancis.
“Para jihadis dapat menargetkan monumen bersejarah terkenal Paris seperti museum Louvre, atau ikon Paris lainnya seperti menara Eiffel sebagai target,” ungkap Ali dalam percakapan bersama perwira al Qaeda terebut.
Ali sendiri dibekuk oleh pihak kepolisian Prancis medio 2013 lalu, hanya beberapa pekan sebelum dirinya berangkat di Aljazair untuk mendapatkan pelatihan dari pihak al Qaeda. Kini pria 29 tahun itu sedang menunggu persidangan.
Pengacara Ali M mengklaim, kliennya adalah pria muda yang lemah dan dicuci otak oleh militan yang mencoba untuk memanipulasi dia untuk membuat dia menjadi seorang teroris.
Melansir Russia Today, Kamis (10/7/2014), rencana itu terungkap saat percakapan antara seorang warga negara Aljazair yang tinggal di Perancis dan seorang perwira senior cabang Al-Qaeda di Maghreb. Percakapan itu berhasil dilacak oleh pihak kepolisian Prancis.
Polisi Prancis tidak sengaja menemukan pembicaraan ini setelah mereka mendeskripsi pesan antara seorang tukang daging halal asal Aljazair berusia 29 tahun yang tinggal di Vaucluse, tenggara Prancis, dan seorang perwira tinggi Al-Qaeda di Maghreb Islam (AQIM).
Tersangka diidentifikasi sebagai Ali M, seorang ayah dua anak yang menghabiskan setidaknya lima tahun di Perancis. Mereka berdua bertukar pesan terenkripsi selama sekitar satu tahun di situs Islamic Shoumouk al-Islam.
Nama Samaran Ali di situs itu Abu Jaji, sementara militan Al-Qaeda menggunakan nama alias Redouane18. Dalam percakapan itu Redouane18 meminta Abu Jaji untuk membuat saran mengenai bagaimana melakukan jihad di Perancis.
“Para jihadis dapat menargetkan monumen bersejarah terkenal Paris seperti museum Louvre, atau ikon Paris lainnya seperti menara Eiffel sebagai target,” ungkap Ali dalam percakapan bersama perwira al Qaeda terebut.
Ali sendiri dibekuk oleh pihak kepolisian Prancis medio 2013 lalu, hanya beberapa pekan sebelum dirinya berangkat di Aljazair untuk mendapatkan pelatihan dari pihak al Qaeda. Kini pria 29 tahun itu sedang menunggu persidangan.
Pengacara Ali M mengklaim, kliennya adalah pria muda yang lemah dan dicuci otak oleh militan yang mencoba untuk memanipulasi dia untuk membuat dia menjadi seorang teroris.
(esn)