Ajak Korsel Damai, tapi Korut Tembakkan Dua Rudal
A
A
A
PYONGYANG - Korea Utara (Korut) pada Rabu (9/7/2014) kembali menembakkan dua rudal jarak pendek ke laut. Manuver terbaru militer Pyongyang itu, berselang sehari setelah Korut mengajak Korsel berdamai dan mengakhiri permusuhan.
Juru bicara Kepala Staf Gabungan Militer Korsel, Um Hoy-sik, di Seoul mengatakan, dua rudal ditembakkan dari provinsi barat Hwanghae ke Laut Jepang atau Laut Timur. ”Kami menduga mereka menembakkan rudal balistik jarak pendek,” kata Hoy-sik kepada AFP.
Jarak tempuh rudal yang ditembakkan militer Korut diperkirakan mencapai sekitar 500 kilometer (310 mil). Korut terus mengabaikan resolusi PBB yang melarang dan mengutuk negara itu meluncurkan tembakan rudal.
Jepang juga mengutuk manuver Korut. ”Kami telah mengajukan protes keras terhadap Korea Utara,” kata juru bicara pemerintah Jepang, dalam keterangan pers-nya.
Protes itu dikirim melalui saluran diplomatik di Beijing. ”Peluncuran rudal terbaru ini melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB yang melarang peluncuran apapun oleh Korut yang menggunakan teknologi rudal balistik,” kata Sekretaris Kabinet Jepang, Yoshihide Suga.
Manuver terbaru Korut itu, tercatat sebagai manuver keepat dalam waktu kurang dari dua minggu. Sebelumnya, Korut telah bermanuver dengan menembakkan rudal, menjelang lawatan Presiden China, Xi Jinping ke Seoul.
Beberapa analis menyatakan, manuver Korut itu sebagai bentuk kekesalan rezim pimpinan Kim Jong-un pada keputusan Presiden China untuk mengunjungi Seoul. Padahal China merupakan sekutu tunggal Korut.
Juru bicara Kepala Staf Gabungan Militer Korsel, Um Hoy-sik, di Seoul mengatakan, dua rudal ditembakkan dari provinsi barat Hwanghae ke Laut Jepang atau Laut Timur. ”Kami menduga mereka menembakkan rudal balistik jarak pendek,” kata Hoy-sik kepada AFP.
Jarak tempuh rudal yang ditembakkan militer Korut diperkirakan mencapai sekitar 500 kilometer (310 mil). Korut terus mengabaikan resolusi PBB yang melarang dan mengutuk negara itu meluncurkan tembakan rudal.
Jepang juga mengutuk manuver Korut. ”Kami telah mengajukan protes keras terhadap Korea Utara,” kata juru bicara pemerintah Jepang, dalam keterangan pers-nya.
Protes itu dikirim melalui saluran diplomatik di Beijing. ”Peluncuran rudal terbaru ini melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB yang melarang peluncuran apapun oleh Korut yang menggunakan teknologi rudal balistik,” kata Sekretaris Kabinet Jepang, Yoshihide Suga.
Manuver terbaru Korut itu, tercatat sebagai manuver keepat dalam waktu kurang dari dua minggu. Sebelumnya, Korut telah bermanuver dengan menembakkan rudal, menjelang lawatan Presiden China, Xi Jinping ke Seoul.
Beberapa analis menyatakan, manuver Korut itu sebagai bentuk kekesalan rezim pimpinan Kim Jong-un pada keputusan Presiden China untuk mengunjungi Seoul. Padahal China merupakan sekutu tunggal Korut.
(mas)