Jepang Bangkitkan Militernya, China Tersinggung
A
A
A
TOKYO - Pemerintah Jepang pada Selasa (1/7/2014) mengambil langkah bersejarah dengan membangkitkan kembali militernya usai Perang Dunia II. Sebelum ini, konstitusi Jepang melarang aktivitas militer untuk perang di luar negeri.
Langkah terbaru Jepang ini membuat China tersinggung, karena merasa menjadi ancaman bagi Bejing. Pihak China selama ini memendam kemarahan atas kejahatan perang yang dilakukan militer Jepang di era Perang Dunia II. Yakni, selain membantai rakyat China, militer Jepang pernah menjadikan para wanita China, Korea Selatan dan Indonesia sebagai budak seks di rumah bordil militer Jepang.
Menteri Pertahanan Jepang, Itsunori Onodera, mengatakan, kabinet Perdana Menteri Shinzo Abe telah mengadopsi sebuah resolusi yang memungkinkan militer Jepang ambil bagian untuk misi perdamaian PBB, juga untuk membantu sekutunya yang tertindas.
Menurutnya, angkatan bersenjata Jepang akan menjadi lebih sejajar dengan militer dari negara-negara maju lainnya. Militer Jepang, nantinya akan seperti militer Amerika Serikat yang kerap terlibat dalam misi-misi internasional.
Namun, kebijakan baru Jepang ini membuat China marah. Sebab, Beijing meyakini militer Jepang masih mewarisi kebengeisan militer Jepang era Perang Dunia II yang melakukan agresi terhadap negara lain.
”China menentang (kebangkitan militer)Jepang yang jadi ancaman bagi China, terlebih (ancaman) itu sudah dipromosikan dalam agenda politik nasionalnya,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hong Lei di Beijing, seperti dikutip Reuters.
”Kami menuntut bahwa Jepang menghormati keamanan tetangganya di Asia secara wajar dan hati-hati menanganai setiap masalah yang relevan,” lanjut Hong.
Bangkitnya militer Jepang itu disambut oleh Washington. AS mengakau sudah lama mendesak Tokyo untuk menjadikan militernya sejajar dengan negara-negara lain dan meninggalkan pola pikir konservatif setelah era Perang Dunia II.
Langkah terbaru Jepang ini membuat China tersinggung, karena merasa menjadi ancaman bagi Bejing. Pihak China selama ini memendam kemarahan atas kejahatan perang yang dilakukan militer Jepang di era Perang Dunia II. Yakni, selain membantai rakyat China, militer Jepang pernah menjadikan para wanita China, Korea Selatan dan Indonesia sebagai budak seks di rumah bordil militer Jepang.
Menteri Pertahanan Jepang, Itsunori Onodera, mengatakan, kabinet Perdana Menteri Shinzo Abe telah mengadopsi sebuah resolusi yang memungkinkan militer Jepang ambil bagian untuk misi perdamaian PBB, juga untuk membantu sekutunya yang tertindas.
Menurutnya, angkatan bersenjata Jepang akan menjadi lebih sejajar dengan militer dari negara-negara maju lainnya. Militer Jepang, nantinya akan seperti militer Amerika Serikat yang kerap terlibat dalam misi-misi internasional.
Namun, kebijakan baru Jepang ini membuat China marah. Sebab, Beijing meyakini militer Jepang masih mewarisi kebengeisan militer Jepang era Perang Dunia II yang melakukan agresi terhadap negara lain.
”China menentang (kebangkitan militer)Jepang yang jadi ancaman bagi China, terlebih (ancaman) itu sudah dipromosikan dalam agenda politik nasionalnya,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hong Lei di Beijing, seperti dikutip Reuters.
”Kami menuntut bahwa Jepang menghormati keamanan tetangganya di Asia secara wajar dan hati-hati menanganai setiap masalah yang relevan,” lanjut Hong.
Bangkitnya militer Jepang itu disambut oleh Washington. AS mengakau sudah lama mendesak Tokyo untuk menjadikan militernya sejajar dengan negara-negara lain dan meninggalkan pola pikir konservatif setelah era Perang Dunia II.
(mas)