Seram, 7 Ribu Ginjal Manusia Diambil Secara Ilegal
A
A
A
KATHMANDU - Sebanyak 7 ribu ginjal manusia diambil secara ilegal untuk transplantasi. Temuan itu, yang terbanyak terdapat di negara-negara berkembang.
Data itu dirilis oleh Global Financial Integrity, sebuah organisasi yang menangani Kejahatan Transnasional di Dunia. Menurut organisasi itu, situasi perihal tren pengambilan organ tubuh secara ilegal itu akan bertambah buruk.
”Perdagangan organ (manusia) beroperasi di jurang besar, yang ada antara dunia kaya dan miskin di dunia. Di negara berkembang, stagnasi ekonomi dan kekurangan dalam penegakan hukum menggabungkan dengan meningkatnya globalisasi dan peningkatan teknologi komunikasi untuk menciptakan ruang yang sempurna untuk kejahatan kriminal ini,” bunyi laporan itu, seperti dikutip CNN, Jumat (27/6/2014).
Salah satu temuan itu terdapat di Kavre, sebuah distrik kecil di dekat Ibukota Nepal, Kathmandu. Di wilayah itulah, perdagangan organ manusia marak.
Nawaraj Pariyar, warga Nepal, adalah salah korbannya. Pada tahun 2000, dia bekerja di lokasi konstruksi di Kathmandu. Kala itu, sang mandor mendatanginya dan mengatakan dia akan mendapatkan USD30 ribu, jika dia membiarkan seorang dokter memotong sebongkah daging di tubuhnya.
”Mandor mengatakan kepada saya, bahwa daging itu akan tumbuh kembali,” ujarnya. ”Lalu saya berpikir, jika daging akan tumbuh kembali lagi, dan saya mendapatkan sekitar USD30 ribu, mengapa tidak?,” ujarnya.
Cerita itu berlanjut dengan pemalsuan dokumen, yang seolah-olah dia menjual ginjalnya secara legal. ”Di rumah sakit, dokter bertanya apakah penerima (ginjal) adalah adik saya. Saya diberitahu oleh para pedagang untuk mengatakan ya. Jadi saya lakukan,” katanya.
Parahnya, Pariyar tidak tahu jika organ yang diambil dari tubuhnya itu adalah ginjal.”Saya tidak tahu apa artinya ginjal. Saya hanya tahu Mirgaula (istilah di Nepal untuk menyebut ginjal),” imbuh dia. ”Karena saya tidak tahu bahasa lokal, saya tidak bisa mengerti pembicaraan antara pedagang (ginjal) dan staf rumah sakit.”
Dalam laporannya, organisasi itu menyebut negara-negara berkembang di Asia, khususnya Asia selatan banyak terjadi kasus pengambilan ginjal seperti itu.
Data itu dirilis oleh Global Financial Integrity, sebuah organisasi yang menangani Kejahatan Transnasional di Dunia. Menurut organisasi itu, situasi perihal tren pengambilan organ tubuh secara ilegal itu akan bertambah buruk.
”Perdagangan organ (manusia) beroperasi di jurang besar, yang ada antara dunia kaya dan miskin di dunia. Di negara berkembang, stagnasi ekonomi dan kekurangan dalam penegakan hukum menggabungkan dengan meningkatnya globalisasi dan peningkatan teknologi komunikasi untuk menciptakan ruang yang sempurna untuk kejahatan kriminal ini,” bunyi laporan itu, seperti dikutip CNN, Jumat (27/6/2014).
Salah satu temuan itu terdapat di Kavre, sebuah distrik kecil di dekat Ibukota Nepal, Kathmandu. Di wilayah itulah, perdagangan organ manusia marak.
Nawaraj Pariyar, warga Nepal, adalah salah korbannya. Pada tahun 2000, dia bekerja di lokasi konstruksi di Kathmandu. Kala itu, sang mandor mendatanginya dan mengatakan dia akan mendapatkan USD30 ribu, jika dia membiarkan seorang dokter memotong sebongkah daging di tubuhnya.
”Mandor mengatakan kepada saya, bahwa daging itu akan tumbuh kembali,” ujarnya. ”Lalu saya berpikir, jika daging akan tumbuh kembali lagi, dan saya mendapatkan sekitar USD30 ribu, mengapa tidak?,” ujarnya.
Cerita itu berlanjut dengan pemalsuan dokumen, yang seolah-olah dia menjual ginjalnya secara legal. ”Di rumah sakit, dokter bertanya apakah penerima (ginjal) adalah adik saya. Saya diberitahu oleh para pedagang untuk mengatakan ya. Jadi saya lakukan,” katanya.
Parahnya, Pariyar tidak tahu jika organ yang diambil dari tubuhnya itu adalah ginjal.”Saya tidak tahu apa artinya ginjal. Saya hanya tahu Mirgaula (istilah di Nepal untuk menyebut ginjal),” imbuh dia. ”Karena saya tidak tahu bahasa lokal, saya tidak bisa mengerti pembicaraan antara pedagang (ginjal) dan staf rumah sakit.”
Dalam laporannya, organisasi itu menyebut negara-negara berkembang di Asia, khususnya Asia selatan banyak terjadi kasus pengambilan ginjal seperti itu.
(mas)