Perangi ISIS, Ulama Top Syiah Ingin Guncang Irak
A
A
A
BAGHDAD - Ulama Syiah terkemuka, Moqtada al-Sadr menyerukan pendukungnya untuk mengguncang bumi Irak dengan perang melawan militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Al-Sadr juga menolak campur tangan militer Amerika Serikat.
Dalam pidatonya di televisi, al-Sadr menyatakan oposisi atau menentang penasihat militer Amerika Serikat yang bertemu dengan komandan pasukan Irak. Kehadiran sekitar 300 penasihat militer Amerika Serikat itu untuk memberikan pengarahan bagaimana memukul mundur para militan ISIS.
Sepak terjang ISIS sudah meluas di Irak. Mereka mengepung para pasukan Irak di beberapa kota, seperti Qaim, Rawa, Haditha dan Ramadi.
Al Sadr juga menyerukan "wajah baru" dalam pemerintah persatuan nasional Irak setelah pemilihan umum pada bulan April 2014 lalu yang dimenangkan kubu Perdana Menteri Nuri al Maliki.
Kendati demikian, Maliki memperingatkan al-Sadr bahwa para rival politiknya mulai menggunakan cara kotor untuk mencoba menggulingkannya. ”Upaya mereka yang menentang konstitusi untuk menghilangkan proses demokrasi dan mencuri suara dari para pemilih,” kata Maliki, seperti dikutip Sky News, Kamis (26/6/2014).
Sementara itu, Amerika Serikat mengklaim telah melakukan upaya bersama untuk menyatukan para pemimpin politik yang berseteru di Irak dalam menghadapi ancaman besar dari ISIS. Washington berharap Irak bisa bangkit tanpa menonjolkan sektarian.
Dalam pidatonya di televisi, al-Sadr menyatakan oposisi atau menentang penasihat militer Amerika Serikat yang bertemu dengan komandan pasukan Irak. Kehadiran sekitar 300 penasihat militer Amerika Serikat itu untuk memberikan pengarahan bagaimana memukul mundur para militan ISIS.
Sepak terjang ISIS sudah meluas di Irak. Mereka mengepung para pasukan Irak di beberapa kota, seperti Qaim, Rawa, Haditha dan Ramadi.
Al Sadr juga menyerukan "wajah baru" dalam pemerintah persatuan nasional Irak setelah pemilihan umum pada bulan April 2014 lalu yang dimenangkan kubu Perdana Menteri Nuri al Maliki.
Kendati demikian, Maliki memperingatkan al-Sadr bahwa para rival politiknya mulai menggunakan cara kotor untuk mencoba menggulingkannya. ”Upaya mereka yang menentang konstitusi untuk menghilangkan proses demokrasi dan mencuri suara dari para pemilih,” kata Maliki, seperti dikutip Sky News, Kamis (26/6/2014).
Sementara itu, Amerika Serikat mengklaim telah melakukan upaya bersama untuk menyatukan para pemimpin politik yang berseteru di Irak dalam menghadapi ancaman besar dari ISIS. Washington berharap Irak bisa bangkit tanpa menonjolkan sektarian.
(mas)