Aksi Para WNI di Konflik Irak, Momok bagi Asia Tenggara

Kamis, 26 Juni 2014 - 09:30 WIB
Aksi Para WNI di Konflik...
Aksi Para WNI di Konflik Irak, Momok bagi Asia Tenggara
A A A
KUALA LUMPUR - Keterlibatan para warga negara Indonesia (WNI), warga Malaysia dan warga Australia dalam konflik di Irak dan Suriah dianggap menjadi momok baru bagi kawasan Asia Tenggara.

Pemerintah Malaysia sudah mulai cemas dengan ancaman yang mungkin muncul, setelah para warga Indonesia, Malaysia dan Australia itu pulang dari Irak dan Suriah. Sepak terjang WNI di konflik Irak terungkap dari munculnya video para militan di Irak yang menyerukan WNI di Tanah Air untuk ikut berperang di Irak dan Suriah.

Dalam video yang muncul di YouTube itu, salah satu militan mengenakan topeng dan syal menyatakan banyak WNI yang datang ke Suriah dan Irak telah bergabung dengan gerilyawan. Juru kamera perekam militan itu, juga berbicara dalam bahasa Indonesia yang diselipi frase bahasa Arab. (Baca: TIME: ISIS Berisi Orang-orang Indonesia)

Mereka yang bergabung dengan gerilyawan adalah para mantan tentara, mahasiswa dan pengusaha. Beberapa dari mereka menenteng senapan AK-47. ”Saudara-saudara di Indonesia, jangan takut, karena takut adalah godaan dari setan,” kata salah satu militan dalam video itu. (Baca juga: Time Juga Sebut Mantan TNI Masuk ISIS)

Pejabat Malaysia mengatakan, potensi bahaya baru di Asia Tenggara tidak bisa dianggap remah. ”ni adalah kekhawatiran,” kata Deputi Menteri Dalam Negeri Malaysia, Wan Junaidi Tuanku Jaafar kepada Reuters, Kamis (26/6/2014).

Tak hanya WNI, Wan juga mengakui warga Malaysia ambil bagian dalam konflik di Irak dan Suriah.”Beberapa warga Malaysia mungkin telah melakukan kontak dengan beberapa orang ini (militan), dan mendapatkan motivasi untuk berpartisipasi. Kami telah menangkap banyak militan di dalam negeri,”katanya.

PBB menyebut, setidaknya ada 15 warga Malaysia yang bergabung dengan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Sedangkan Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop, juga tidak menampik keterlibatan warganya di konlfik Irak dan Suriah.

”Ada bahaya nyata bahwa ekstremis ini akan pulang sebagai teroris terlatih dan menimbulkan ancaman bagi keamanan kita,” ujar Bishop.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Indonesia, Marty Natalegawa, juga tidak membantah pemberitaan keterlibatan WNI di konlfik Irak dan Suriah. Dia mengaku prihatin dengan laporan itu.

”Di tengah situasi seperti itu, kita mendengar adanya warga negara Indonesia (ikut perang di Irak), apapun yang menjadi motivasi mereka, saya tidak ingin masuk mengenai motivasi mereka. Namun, faktanya mereka memilih untuk menempatkan dirinya di situasi konflik. Itu tentu menjadi sumber keprihatinan bagi kita semua," kata Marty saat ditemui Sindonews, kemarin.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2528 seconds (0.1#10.140)