Coblos Capres, Jari 11 Warga Afghanistan Dipotong Taliban
A
A
A
KABUL - Aksi sadistis dilakukan kelompok militan Taliban di Afghanistan. Kelompok militan itu memotong jari-jari 11 warga karena memberikan hak suaranya untuk memilih presiden baru Afghanistan.
Menurut polisi setempat, aksi kejam militan Taliban itu terjadi di wilayah Provinsi Herat barat. Para korban dihadang usai memberikan hak suaranya, Sabtu pekan lalu, kemudian jari-jari mereka dipotong.
Menteri Dalam Negeri Afghanistan, Mohammad Umar Daudzai, mengatakan para korban termasuk 20 warga sipil dan seorang pekerja Pemilu. Taliban sebelumnya, telah memperingatkan warga Afghanistan untuk memboikot pemilihan presiden negara itu. Jika menolak, warga akan menghadapi hukuman berat.
Taliban telah memerintahkan para calon pemilih untuk tidak memberikan hak suaranya untuk calon presiden (Capres) Abdullah Abdullah dan Ashraf Ghani Ahmadzai. Kedua Capres itu berencana untuk memperbaiki hubungan Afghanistan dengan negara-negara Barat yang dibenci Taliban.
Para pejabat mengatakan lebih dari tujuh juta dari 12 juta warga Afghanistan telah memberikan hak suaranya. Hasil pemilihan presiden Afghanistan untuk menggantikan Presiden Hamid Karzai itu akan ditentukan pada 22 Juli 2014. Itu merupakan hasil final setelah pada 5 April 2014 telah digelar pemilihan presiden putaran pertama.
Tindakan Taliban yang memotong jari-jari para warga yang memilih Capres Afghanistan memicu keprihatinan PBB.”Seperti halnya jutaan orang termasuk perempuan mereka (Afghanistan), ini adalah hak (suara) untuk digunakan dalam menentukan masa depan negara mereka melalui pemungutan suara,” kata Jan Kubis, perwakilan khusus PBB, tengah malam tadi (15/6/2014) seperti dikutip Mail Online.
“Dan bukan melalui kekerasan dan intimidasi. Dengan suara mereka, mereka sudah mengalahkan pihak-pihak yang mempromosikan teror dan kekerasan,” lanjut Jan Kubis.
Menurut polisi setempat, aksi kejam militan Taliban itu terjadi di wilayah Provinsi Herat barat. Para korban dihadang usai memberikan hak suaranya, Sabtu pekan lalu, kemudian jari-jari mereka dipotong.
Menteri Dalam Negeri Afghanistan, Mohammad Umar Daudzai, mengatakan para korban termasuk 20 warga sipil dan seorang pekerja Pemilu. Taliban sebelumnya, telah memperingatkan warga Afghanistan untuk memboikot pemilihan presiden negara itu. Jika menolak, warga akan menghadapi hukuman berat.
Taliban telah memerintahkan para calon pemilih untuk tidak memberikan hak suaranya untuk calon presiden (Capres) Abdullah Abdullah dan Ashraf Ghani Ahmadzai. Kedua Capres itu berencana untuk memperbaiki hubungan Afghanistan dengan negara-negara Barat yang dibenci Taliban.
Para pejabat mengatakan lebih dari tujuh juta dari 12 juta warga Afghanistan telah memberikan hak suaranya. Hasil pemilihan presiden Afghanistan untuk menggantikan Presiden Hamid Karzai itu akan ditentukan pada 22 Juli 2014. Itu merupakan hasil final setelah pada 5 April 2014 telah digelar pemilihan presiden putaran pertama.
Tindakan Taliban yang memotong jari-jari para warga yang memilih Capres Afghanistan memicu keprihatinan PBB.”Seperti halnya jutaan orang termasuk perempuan mereka (Afghanistan), ini adalah hak (suara) untuk digunakan dalam menentukan masa depan negara mereka melalui pemungutan suara,” kata Jan Kubis, perwakilan khusus PBB, tengah malam tadi (15/6/2014) seperti dikutip Mail Online.
“Dan bukan melalui kekerasan dan intimidasi. Dengan suara mereka, mereka sudah mengalahkan pihak-pihak yang mempromosikan teror dan kekerasan,” lanjut Jan Kubis.
(mas)