Rp1 Triliun untuk MH370, Australia Korban Banyak Dibanding Malaysia
A
A
A
CANBERRA - Pemerintah Australia berharap bisa melakukan pembicaraan dengan pemerintah Malaysia terkait nasib pencarian pesawat Malaysia Airlines MH370. Pembicaraan itu penting, karena juga untuk membahas masalah pendanaan operasi pencarian pesawat MH370.
Harapan Australia itu mengemuka, setelah data menunjukkan bahwa Australia telah berkorban lebih banyak ketimbang Malaysia. Pejabat Canberra pada Selasa (10/6/2014), menyebut, Australia telah menghabiskan biaya sekitar USD90 juta atau sekitar Rp1 trilun untuk pencarian pesawat MH370 yang hilang sejak 8 Maret 2014.
Angka itu kemungkinan bisa bertambah, mengingat operasi pencarian pesawat pembawa 239 orang itu belum berakhir. Data itu diungkap Menteri Keuangan Australia, Joe Hockey.
”Hal ini dimengerti bahwa pesawat itu jatuh di perairan yang jadi tanggung jawab kita, dan ada biaya untuk memikul tanggung jawab dan kita tidak iri dengan itu,” katanya pagi ini, seperti dikutip Guardian.
”Kami menerima tanggung jawab dan akan membayar untuk itu. Kami bukan negara yang mengemis uang dari orang lain untuk melakukan pekerjaan kami,” lanjut Hockey.
Sementara iitu, Kepala Badan Pusat Koordinasi Bersama Australia (JaCC), Angus Houston, mengatakan, diskusi dengan Malaysia akan membahas fase selanjutnya dalam operasi pencarian pesawat MH370, termasuk membahas pendanaan.
”Pemerintah telah mengalokasikan USD89,9 juta. Saya pikir sekitar USD25 juta itu adalah untuk (biaya) pencarian visual,” lanjut pensiunan militer Australia itu.”Ada USD60 juta lainnya yang telah dialokasikan untuk pencarian di bawah laut.”
Namun, seorang pejabat senior pemerintah Malaysia telah mengatakan, bahwa Australia berharap bisa berbagi dana pengeluaran untuk operasi pencarian pesawat MH370. ”Biaya akan dibagi 50-50 antara Malaysia dan Australia,” Wakil Menteri Pertahanan Malaysia, Abdul Rahim Bakri.
Sedangkan Menteri Transportasi Malaysia, Hishammuddin Hussein, menyebut Malaysia telah habis dana USD9,3 juta. ”Biaya yang kami harus tanggung relatif kecil dibandingkan dengan peralatan-peralatan yang diberikan oleh negara-negara lain untuk operasi pencarian (pesawat MH370),” katanya.
Harapan Australia itu mengemuka, setelah data menunjukkan bahwa Australia telah berkorban lebih banyak ketimbang Malaysia. Pejabat Canberra pada Selasa (10/6/2014), menyebut, Australia telah menghabiskan biaya sekitar USD90 juta atau sekitar Rp1 trilun untuk pencarian pesawat MH370 yang hilang sejak 8 Maret 2014.
Angka itu kemungkinan bisa bertambah, mengingat operasi pencarian pesawat pembawa 239 orang itu belum berakhir. Data itu diungkap Menteri Keuangan Australia, Joe Hockey.
”Hal ini dimengerti bahwa pesawat itu jatuh di perairan yang jadi tanggung jawab kita, dan ada biaya untuk memikul tanggung jawab dan kita tidak iri dengan itu,” katanya pagi ini, seperti dikutip Guardian.
”Kami menerima tanggung jawab dan akan membayar untuk itu. Kami bukan negara yang mengemis uang dari orang lain untuk melakukan pekerjaan kami,” lanjut Hockey.
Sementara iitu, Kepala Badan Pusat Koordinasi Bersama Australia (JaCC), Angus Houston, mengatakan, diskusi dengan Malaysia akan membahas fase selanjutnya dalam operasi pencarian pesawat MH370, termasuk membahas pendanaan.
”Pemerintah telah mengalokasikan USD89,9 juta. Saya pikir sekitar USD25 juta itu adalah untuk (biaya) pencarian visual,” lanjut pensiunan militer Australia itu.”Ada USD60 juta lainnya yang telah dialokasikan untuk pencarian di bawah laut.”
Namun, seorang pejabat senior pemerintah Malaysia telah mengatakan, bahwa Australia berharap bisa berbagi dana pengeluaran untuk operasi pencarian pesawat MH370. ”Biaya akan dibagi 50-50 antara Malaysia dan Australia,” Wakil Menteri Pertahanan Malaysia, Abdul Rahim Bakri.
Sedangkan Menteri Transportasi Malaysia, Hishammuddin Hussein, menyebut Malaysia telah habis dana USD9,3 juta. ”Biaya yang kami harus tanggung relatif kecil dibandingkan dengan peralatan-peralatan yang diberikan oleh negara-negara lain untuk operasi pencarian (pesawat MH370),” katanya.
(mas)