Hilang, Pria Australia Diduga Ada di Perut Buaya Raksasa
A
A
A
DARWIN - Polisi Australia telah mengakhiri pencarian pria 62 tahun yang dilaporkan hilang di Taman Nasional Kakadu sejak beberapa hari lalu. Polisi menduga, pria itu telah tewas dimangsa buaya raksasa dan jasadnya diyakini berada di perut buaya tersebut.
Penjaga taman telah menemukan buaya yang diduga memangsa pria tua itu. Panjang tubuh buaya tersebut mencapai 4,7 meter. Menurut pejabat polisi Northern Territory, Australia, Sersan Andrew Hocking, petugas taman telah menembak buaya tersebut.
Polisi sebelumnya telah menerima laporan bahwa pria yang identitasnya belum dirilis itu disambar buaya ketika sedang memancing di perahu dengan istri, anak dan menantunya. Serangan buaya raksasa itu telah merusak repotasi taman, karena insiden tersebut telah terjadi dua kali. Sebelumnya, pada Januari lalu seorang bocah 12 tahun tewas setelah diserang buaya, ketika dia dan teman-temannya berenang di taman.
Populasi buaya telah meningkat tajam dii seluruh wilayah Australia sejak tahun 1971, ketika negara itu menerapkan hukum yang melindungi satwa itu. Sebagian besar buaya-buaya itu mendiami wilayah tropis di i Northern Territory, salah satunya di Taman Kakadu.
Surat kabar NT News, pada Senin (9/6/2014) melaporkan, keluarga korban berasal dari Darwin. ”Saya percaya anak itu terlibat dalam pencarian ayahnya. Yang jelas, dia masih trauma. Hati siapa pun akan bersimpati kepada keluarga itu atas insiden semacam ini,” kata Hocking.
Menurutnya, kasus itu mirip pada serangan buaya terhadap bocah 12 tahun pada Januari lalu. Jenazah korban kemudian ditemukan di sebuah tempat, di mana bocah tersebut dan teman-temannya berenang. Sebelum itu juga ada laporan remaja 15 tahun diserang buaya, namun berhasil meloloskan diri.
Penjaga taman telah menemukan buaya yang diduga memangsa pria tua itu. Panjang tubuh buaya tersebut mencapai 4,7 meter. Menurut pejabat polisi Northern Territory, Australia, Sersan Andrew Hocking, petugas taman telah menembak buaya tersebut.
Polisi sebelumnya telah menerima laporan bahwa pria yang identitasnya belum dirilis itu disambar buaya ketika sedang memancing di perahu dengan istri, anak dan menantunya. Serangan buaya raksasa itu telah merusak repotasi taman, karena insiden tersebut telah terjadi dua kali. Sebelumnya, pada Januari lalu seorang bocah 12 tahun tewas setelah diserang buaya, ketika dia dan teman-temannya berenang di taman.
Populasi buaya telah meningkat tajam dii seluruh wilayah Australia sejak tahun 1971, ketika negara itu menerapkan hukum yang melindungi satwa itu. Sebagian besar buaya-buaya itu mendiami wilayah tropis di i Northern Territory, salah satunya di Taman Kakadu.
Surat kabar NT News, pada Senin (9/6/2014) melaporkan, keluarga korban berasal dari Darwin. ”Saya percaya anak itu terlibat dalam pencarian ayahnya. Yang jelas, dia masih trauma. Hati siapa pun akan bersimpati kepada keluarga itu atas insiden semacam ini,” kata Hocking.
Menurutnya, kasus itu mirip pada serangan buaya terhadap bocah 12 tahun pada Januari lalu. Jenazah korban kemudian ditemukan di sebuah tempat, di mana bocah tersebut dan teman-temannya berenang. Sebelum itu juga ada laporan remaja 15 tahun diserang buaya, namun berhasil meloloskan diri.
(mas)