Siap Melawan, Rouhani Bela Hak Iran atas Nuklir
A
A
A
TEHERAN - Presiden Iran, Hassan Rouhani, bersumpah untuk membela hak-hak Iran salah satunya hak untuk memiliki nuklir. Dia akan melawan siapa pun yang memberangus hak Iran untuk memiliki tenaga nuklir.
Kendati demikian, Rouhani tetap mengedepankan diplomasi terkait program nuklir Teheran yang dipersoalkan negara-negara Barat. Amerika Serikat dan Israel curiga Iran mengembangkan nuklir untuk membuat senjata. Namun, pihak Teheran berkali-kali menepis tuduhan itu.
Pembelaan hak Iran untuk memiliki nuklir itudisampaikan Rouhani menjelang putaran baru perundingan nuklir yang dijadwalkan dimulai Rabu (4/6/2014).
Komentar Presiden Iran yang dikenal moderat itu, sekaligus untuk meredam gejolak kelompok garis keras Iran yang menilai pemerintah Rouhani terlalu loyal dalam berhubungan dengan negara-negara Barat meski kompensasi yang diterima terlalu sedikit.
"Tanpa diragukan lagi, tenaga nuklir adalah hak yang pasti,” kata Rouhani dalam upacara di Teheran untuk menandai 25 tahun meninggalnya Ayatollah Ruhollah Khomenei, pendiri Republik Islam, seperti dikutip AP.
”(Iran) beralih ke persatuan dan perlawanan, kami akan membela kepentingan bangsa Iran,” ujar Rouhani. Berdasarkan kesepakatan interim yang ditandatangani pada bulan November 2013, Iran setuju untuk membatasi kegiatan nuklirnya sebagai imbalan atas pengurangan sanksi oleh negara-negara Barat.
Enam kekuatan dunia yakni Amerika Serikat, Inggris, Perancis, China, Rusia dan Jerman selama ini terlibat negoisasi yang alot dengan Iran atas program nuklir Teheran. Iran berkali-kali menegaskan, program nuklirnya untuk kepentingan damai. Namun, AS dan Israel tetap curiga Iran sedang membuat bom atom.
Kendati demikian, Rouhani tetap mengedepankan diplomasi terkait program nuklir Teheran yang dipersoalkan negara-negara Barat. Amerika Serikat dan Israel curiga Iran mengembangkan nuklir untuk membuat senjata. Namun, pihak Teheran berkali-kali menepis tuduhan itu.
Pembelaan hak Iran untuk memiliki nuklir itudisampaikan Rouhani menjelang putaran baru perundingan nuklir yang dijadwalkan dimulai Rabu (4/6/2014).
Komentar Presiden Iran yang dikenal moderat itu, sekaligus untuk meredam gejolak kelompok garis keras Iran yang menilai pemerintah Rouhani terlalu loyal dalam berhubungan dengan negara-negara Barat meski kompensasi yang diterima terlalu sedikit.
"Tanpa diragukan lagi, tenaga nuklir adalah hak yang pasti,” kata Rouhani dalam upacara di Teheran untuk menandai 25 tahun meninggalnya Ayatollah Ruhollah Khomenei, pendiri Republik Islam, seperti dikutip AP.
”(Iran) beralih ke persatuan dan perlawanan, kami akan membela kepentingan bangsa Iran,” ujar Rouhani. Berdasarkan kesepakatan interim yang ditandatangani pada bulan November 2013, Iran setuju untuk membatasi kegiatan nuklirnya sebagai imbalan atas pengurangan sanksi oleh negara-negara Barat.
Enam kekuatan dunia yakni Amerika Serikat, Inggris, Perancis, China, Rusia dan Jerman selama ini terlibat negoisasi yang alot dengan Iran atas program nuklir Teheran. Iran berkali-kali menegaskan, program nuklirnya untuk kepentingan damai. Namun, AS dan Israel tetap curiga Iran sedang membuat bom atom.
(mas)