Konflik Laut China Selatan memanas, ini reaksi RI
A
A
A
Sindonews.com – Pemerintah Republik Indonesia memantau konflik Laut China Selatan yang semakin memanas. Indonesia menyerukan negara yang berkonflik yakni, China dan Vietnam sama-sama menahan diri.
Menteri Luar Negeri Indonesia, Marty M. Natalegawa, mengatakan, Indonesia prihatin terhadap risiko nyata dari manuver-manuver yang membahayakan yang dilakukan kapal-kapal laut yang menyebabkan korban luka. Selain itu, Indonesia juga prihatin dengan insiden kekerasan di Vietnam yang telah menyebabkan banyak korban jiwa. (Baca: Vietnam dilanda kerusuhan anti-China, 20 orang terbunuh)
Menlu Marty menyerukan kedua pihak, baik China maupun Vietnam untuk menahan diri, dan menghormati komitmen-komitmen yang tercermin dalam Declaration on the Conduct of the parties in the South China Sea (DOC).
Indonesia, lanjut Marty menyerukan kedua pihak untuk menghindari langkah-langkah yang menambah ketegangan dan berisikko menciptakan eskalasi. Selanjutnya, Indonesia mendesak kedua pihak menjalin komunikasi guna menstabilkan situasi, termasuk melalui jalur komunikasi hotline yang telah disepakati sebelumnya. (Baca juga: Rusuh di Vietnam, ratusan warga China lari ke Kamboja)
“Hanya ada satu pilihan di depan kita, yaitu penyelesain sengketa secara damai,” kata Marty dalam siaran pers-nya yang diterima Sindonews, Jumat (16/5/2014).”Penggunaan kekerasan, pelanggaran hukum internasional , termasuk Konvensi Hukum Laut PBB , dan DOC tidak memiliki tempat di kawasan kita sekarang ini.”
“Indonesia komitmen berkomunikasi kepada semua pihak, dan mendesak semuanya berkomunikasi dan saling menahan diri,” imbuh Menlu Marty.
Menteri Luar Negeri Indonesia, Marty M. Natalegawa, mengatakan, Indonesia prihatin terhadap risiko nyata dari manuver-manuver yang membahayakan yang dilakukan kapal-kapal laut yang menyebabkan korban luka. Selain itu, Indonesia juga prihatin dengan insiden kekerasan di Vietnam yang telah menyebabkan banyak korban jiwa. (Baca: Vietnam dilanda kerusuhan anti-China, 20 orang terbunuh)
Menlu Marty menyerukan kedua pihak, baik China maupun Vietnam untuk menahan diri, dan menghormati komitmen-komitmen yang tercermin dalam Declaration on the Conduct of the parties in the South China Sea (DOC).
Indonesia, lanjut Marty menyerukan kedua pihak untuk menghindari langkah-langkah yang menambah ketegangan dan berisikko menciptakan eskalasi. Selanjutnya, Indonesia mendesak kedua pihak menjalin komunikasi guna menstabilkan situasi, termasuk melalui jalur komunikasi hotline yang telah disepakati sebelumnya. (Baca juga: Rusuh di Vietnam, ratusan warga China lari ke Kamboja)
“Hanya ada satu pilihan di depan kita, yaitu penyelesain sengketa secara damai,” kata Marty dalam siaran pers-nya yang diterima Sindonews, Jumat (16/5/2014).”Penggunaan kekerasan, pelanggaran hukum internasional , termasuk Konvensi Hukum Laut PBB , dan DOC tidak memiliki tempat di kawasan kita sekarang ini.”
“Indonesia komitmen berkomunikasi kepada semua pihak, dan mendesak semuanya berkomunikasi dan saling menahan diri,” imbuh Menlu Marty.
(mas)