Israel tempatkan banyak anak Palestina di pengasingan
A
A
A
Sindonews.com – Pihak Israel semakin meningkatkan penempatan anak-anak Palestina yang mereka tangkap untuk ditaruh di pengasingan, kelompok internasional hak asasi anak melaporkan pada Senin (12/5/2014).
Seperti dilansir Maan News, Selasa (13/5/2014), laporan itu muncul hanya beberapa bulan setelah tentara Israel yang berada di bawah tekanan internasional, sepakat untuk melakukan pendekatan alternativ untuk anak-anak yang mereka tangkap di Tepi Barat.
“Satu dari lima kasus yang tercatat oleh Defence for Children International (DCI) pada tahun 2013, anak-anak yang ditangkap kemudian diinterogasi oleh tentara Israel dilaporkan turut menjalani kurungan," papar DCI dalam laporannya.
"Penggunaan isolasi terhadap anak-anak Palestina sebagai alat interogasi adalah tren yang sedang berkembang. Ini merupakan pelanggaran terhadap hak-hak anak dan masyarakat internasional harus menuntut keadilan dan pertanggungjawaban," ungkap perwakilan DCI untuk Palestina, Ayed Abu Eqtaish.
“Secara global, anak-anak dan remaja kerap diisolasi karena mereka melakukan tindakan indisipliner atau untuk memisahkan mereka dari populasi orang dewasa. Tapi, penggunaan sel isolasi oleh pemerintah Israel tampaknya tidak akan hubungan dengan tindakan indispliner, pelindung, atau untuk alasan media,” DCI menambahkan.
Menurut data UNICEF, selama satu dekade terakhir, pasukan Israel telah menangkap, menginterogasi dan menuntut sekitar 7.000 anak-anak yang berusia antara 12 dan 17, sebagian besar anak laki-laki. Itu sama dengan dua anak mengalami perlakuan seperti itu setiap harinya.
Seperti dilansir Maan News, Selasa (13/5/2014), laporan itu muncul hanya beberapa bulan setelah tentara Israel yang berada di bawah tekanan internasional, sepakat untuk melakukan pendekatan alternativ untuk anak-anak yang mereka tangkap di Tepi Barat.
“Satu dari lima kasus yang tercatat oleh Defence for Children International (DCI) pada tahun 2013, anak-anak yang ditangkap kemudian diinterogasi oleh tentara Israel dilaporkan turut menjalani kurungan," papar DCI dalam laporannya.
"Penggunaan isolasi terhadap anak-anak Palestina sebagai alat interogasi adalah tren yang sedang berkembang. Ini merupakan pelanggaran terhadap hak-hak anak dan masyarakat internasional harus menuntut keadilan dan pertanggungjawaban," ungkap perwakilan DCI untuk Palestina, Ayed Abu Eqtaish.
“Secara global, anak-anak dan remaja kerap diisolasi karena mereka melakukan tindakan indisipliner atau untuk memisahkan mereka dari populasi orang dewasa. Tapi, penggunaan sel isolasi oleh pemerintah Israel tampaknya tidak akan hubungan dengan tindakan indispliner, pelindung, atau untuk alasan media,” DCI menambahkan.
Menurut data UNICEF, selama satu dekade terakhir, pasukan Israel telah menangkap, menginterogasi dan menuntut sekitar 7.000 anak-anak yang berusia antara 12 dan 17, sebagian besar anak laki-laki. Itu sama dengan dua anak mengalami perlakuan seperti itu setiap harinya.
(esn)