Lokasi ratusan siswi Nigeria yang diculik terlacak
A
A
A
Sindonews.com – Intelijen Amerika Serikat dan Inggris telah melacak jejak Boko Haram yang menculik ratusan siswi Nigeria sejak sebulan lalu. Sumber-sumber intelijen menyebut ratusan siswi itu dibagi menjadi empat kelompok.
Para pejabat Inggris dan Amerika Serikat menggunakan peralatan pengintai canggih untuk memindai hutan Sambisa, tempat yang diduga menjadi lokasi penyanderaan ratusan siswi.
Sumber intelijen tersebut mengatakan kepada Sky News , Sabtu (10/5/2014), bahwa yang lebih sulit adalah menyelamatkan ratusan sandera karena bahaya mengancam setiap saat.”Seluruh hal yang penuh dengan bahaya,” kata sumber intelijen itu.
Ratusan siswi itu—pemerintah Nigeria menyebut sekitar 300 siswi---,diculik dari asrama sekolah wanita di Chibok, di negara bagian Borno utara pada tanggal 14 April 2014. Selain menculik, Boko Haram juga membakar sekolah.
Militer pasif
Sementara itu, Amnesty International mengatakan, dari sebuah laporan beberapa sumber yang telah diverifikasi menyatakan militer Nigeria sejatinya sudah mengetahui empat jam sebelum serangan Boko Haram terjadi. Namun, militer Nigeria tidak bertindak.
Pemerintah Nigeria menolak laporan itu dan menyebutnya sebagai “temuan tidak berdasar”. Pemerintah Nigeria telah dikecam rakyatnya sendiri karena terkesan lamban dalam menyelamatkan ratusan siswi yang disandera Boko Haram. Bahkan, Presiden Nigeria, Goodluck Jonathan tidak berdaya dan minta bantuan negara-negara lain untuk menyelamatkan para sandera.
Pemimpin Boko Haram, Abubakar Shekau, telah mengancam akan menjual gadis-gadis itu ke pasar untuk dijadikan budak pemuas nafsu. Dia mengklaim tindakan itu sesuai perintah Tuhan.
Perdana Menteri David Cameron, mengutuk aksi penculikan ratusan siswi tersebut.”Penculikan ini merupakan situasi mengerikan, suatu tindakan kejahatan murni,” kata Cameron. Nama Boko Haram sejatinya kiasan dari istilah “pendidikan Barat haram”.
Para pejabat Inggris dan Amerika Serikat menggunakan peralatan pengintai canggih untuk memindai hutan Sambisa, tempat yang diduga menjadi lokasi penyanderaan ratusan siswi.
Sumber intelijen tersebut mengatakan kepada Sky News , Sabtu (10/5/2014), bahwa yang lebih sulit adalah menyelamatkan ratusan sandera karena bahaya mengancam setiap saat.”Seluruh hal yang penuh dengan bahaya,” kata sumber intelijen itu.
Ratusan siswi itu—pemerintah Nigeria menyebut sekitar 300 siswi---,diculik dari asrama sekolah wanita di Chibok, di negara bagian Borno utara pada tanggal 14 April 2014. Selain menculik, Boko Haram juga membakar sekolah.
Militer pasif
Sementara itu, Amnesty International mengatakan, dari sebuah laporan beberapa sumber yang telah diverifikasi menyatakan militer Nigeria sejatinya sudah mengetahui empat jam sebelum serangan Boko Haram terjadi. Namun, militer Nigeria tidak bertindak.
Pemerintah Nigeria menolak laporan itu dan menyebutnya sebagai “temuan tidak berdasar”. Pemerintah Nigeria telah dikecam rakyatnya sendiri karena terkesan lamban dalam menyelamatkan ratusan siswi yang disandera Boko Haram. Bahkan, Presiden Nigeria, Goodluck Jonathan tidak berdaya dan minta bantuan negara-negara lain untuk menyelamatkan para sandera.
Pemimpin Boko Haram, Abubakar Shekau, telah mengancam akan menjual gadis-gadis itu ke pasar untuk dijadikan budak pemuas nafsu. Dia mengklaim tindakan itu sesuai perintah Tuhan.
Perdana Menteri David Cameron, mengutuk aksi penculikan ratusan siswi tersebut.”Penculikan ini merupakan situasi mengerikan, suatu tindakan kejahatan murni,” kata Cameron. Nama Boko Haram sejatinya kiasan dari istilah “pendidikan Barat haram”.
(mas)