NATO: Kunjungan Putin ke Crimea tidak pantas
A
A
A
Sindonews.com – Presiden Rusia, Vladimir Putin dijadwalkan akan mengunjungi salah satu anggota baru federasi Rusia, yaitu Crimea, Jumat (9/5/2014). Ini adalah kunjungan kerja pertamanya paska Crimea melakukan referendum Maret lalu.
Kunjungan Putin ini mendapatkan respon yang beragam dari beberapa pihak. Seperti dilansir Reuters, salah satu pihak yang memberikan respon cukup keras terhadap kunjungan Putin ke negara di semenanjung laut hitam itu adalah NATO.
Sekretaris Jenderal NATO, Anders Fogh Rasmussen mengatakan, kunjungan Presiden Vladimir Putin ke Crimea untuk pertama kalinya sejak Rusia dianggap mencaplok wilayah tersebut, adalah sesuatu hal yang tidak pantas untuk dilakukan.
"Saya pikir, kunjungannya (Putin) ke Crimea adalah sesuatu yang tidak pantas untuk dilakukan. Saya juga belum mendapatkan konfirmasi bahwa pasukan Rusia telah menarik diri dari wilayah perbatasan Ukraina,” ungkap Rasmussen.
Pihak Rusia sendiri melalui Kementerian Luar Negeri mereka memberikan respon keras terhadap komentar Rasmussen terhadap komentarnya tentang pasukan mereka di wilayah perbatasan. Rusia menganggap Sekjen NATO tersebut “buta”, karena meyakini pasukan tempur Rusia masih siaga di perbatasan Ukraina.
Kunjungan Putin ini mendapatkan respon yang beragam dari beberapa pihak. Seperti dilansir Reuters, salah satu pihak yang memberikan respon cukup keras terhadap kunjungan Putin ke negara di semenanjung laut hitam itu adalah NATO.
Sekretaris Jenderal NATO, Anders Fogh Rasmussen mengatakan, kunjungan Presiden Vladimir Putin ke Crimea untuk pertama kalinya sejak Rusia dianggap mencaplok wilayah tersebut, adalah sesuatu hal yang tidak pantas untuk dilakukan.
"Saya pikir, kunjungannya (Putin) ke Crimea adalah sesuatu yang tidak pantas untuk dilakukan. Saya juga belum mendapatkan konfirmasi bahwa pasukan Rusia telah menarik diri dari wilayah perbatasan Ukraina,” ungkap Rasmussen.
Pihak Rusia sendiri melalui Kementerian Luar Negeri mereka memberikan respon keras terhadap komentar Rasmussen terhadap komentarnya tentang pasukan mereka di wilayah perbatasan. Rusia menganggap Sekjen NATO tersebut “buta”, karena meyakini pasukan tempur Rusia masih siaga di perbatasan Ukraina.
(esn)