Rusia klaim tarik pasukan tempur dari perbatasan Ukraina
A
A
A
Sindonews.com – Presiden Rusia, Vladmir Putin, mengaku gerah lantaran keberadaan pasukan Rusia di dekat perbatasan Ukraina selalu jadi sorotan negara-negara Barat. Putin pun menegaskan, bahwa dia telah menarik pasukan tempur Rusia dari perbatasan Ukraina.
Langkah itu untuk mendukung penciptaan dialog nasional antara pihak berwenang Ukraina di Kiev dan kelompok separatis pro-Moskow di Ukraina timur. ”Kami selalu diberitahu bahwa pasukan kami di perbatsan Ukraina menjadi perhatian,” kata Putin.
“Kami telah menarik mereka (pasukan Rusia). Hari ini, mereka tidak berada di perbatasan Ukraina, mereka berada di tempat di mana mereka melakukan tugas-tugas rutinnya, yakni pelatihan,” kata Putin lagi, seperti dilansir Reuters, Kamis (8/5/2014).
Putin yang melakukan pembicaraan dengan Kepala Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama Eropa di Moskow, mengatakan bahwa demi keamanan dan pemenuhan hak-hak warga sipil (Ukraina), dia mengusulkan “peta jalan” damai untuk meredam krisis di Ukraina yang berlarut-larut.
Sebagai bentuk dukungan penciptaan keamanan itu, Putin telah menyerukan kepada kelompok separatis pro-Moskow di Ukraina timur untuk menunda referendum kemerdekaan. (Baca: Putin minta kemerdekaan Ukraina timur ditunda, Kiev tak puas)
Sementara itu, Sekretaris Jenderal NATO, Anders Fogh Rasmussen, saat lawatan ke Polandia mengomentari klaim penarikan pasukan Rusia itu. ”Rusia harus hidup sesuai dengan komitmen internasional, berhenti mendukung separatis dan menarik kembali pasukannya dari perbatasan (Ukraina), sehingga solusi politik dapat ditemukan,” ujar Rasmussen.
Langkah itu untuk mendukung penciptaan dialog nasional antara pihak berwenang Ukraina di Kiev dan kelompok separatis pro-Moskow di Ukraina timur. ”Kami selalu diberitahu bahwa pasukan kami di perbatsan Ukraina menjadi perhatian,” kata Putin.
“Kami telah menarik mereka (pasukan Rusia). Hari ini, mereka tidak berada di perbatasan Ukraina, mereka berada di tempat di mana mereka melakukan tugas-tugas rutinnya, yakni pelatihan,” kata Putin lagi, seperti dilansir Reuters, Kamis (8/5/2014).
Putin yang melakukan pembicaraan dengan Kepala Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama Eropa di Moskow, mengatakan bahwa demi keamanan dan pemenuhan hak-hak warga sipil (Ukraina), dia mengusulkan “peta jalan” damai untuk meredam krisis di Ukraina yang berlarut-larut.
Sebagai bentuk dukungan penciptaan keamanan itu, Putin telah menyerukan kepada kelompok separatis pro-Moskow di Ukraina timur untuk menunda referendum kemerdekaan. (Baca: Putin minta kemerdekaan Ukraina timur ditunda, Kiev tak puas)
Sementara itu, Sekretaris Jenderal NATO, Anders Fogh Rasmussen, saat lawatan ke Polandia mengomentari klaim penarikan pasukan Rusia itu. ”Rusia harus hidup sesuai dengan komitmen internasional, berhenti mendukung separatis dan menarik kembali pasukannya dari perbatasan (Ukraina), sehingga solusi politik dapat ditemukan,” ujar Rasmussen.
(mas)