Giliran Libanon diminta melegalkan ganja
A
A
A
Sindonews.com – Walid Jumblatt, anggota parlemen terkemuka di Libanon, menyerukan agar ganja dilegalkan di negaranya. Alasannya, itu untuk keperluan medis.
Politikus Libanon itu menyerukan agar budidaya tanaman ganja dilegalkan di timur Lembah Bekaa. ”Saya mendukung budidaya ganja untuk keperluan medis dan legalisasi itu dalam rangka untuk mengembangkannya di Lembah Bekaa, tempat tradisional di mana ganja ditanam,” kata Jumblat dalam wawancara dengan stasiun televisi al-Jadeed, kemarin (1/5/2014).
Ketika Libanon di bawah pimpinan Perdana Menteri Rafiq Hariri, sejatinya pernah mencoba menjalankan program substitusi tanaman (ganja) di Lembah Bekaa. Tapi rencana itu gagal. Sebagai alternatif, negara itu itu lantas mecoba untuk memperkenalkan tanaman obat lainnya termasuk kunyit. ”Tetapi kita gagal dalam alternatif ini,” ujar Jumblatt.
”(Kegagalan) ini menyebabkan sebagian besar orang yang merintis di Lembah Bekaa pindah ke pinggiran selatan Beirut untuk bekerja, karena mereka telah kehilangan sarana untuk mempertahankan diri mereka sendiri,” lanjut dia.
“(Legalisisasi ganja) itu bisa diatur dan disahkan untuk tujuan medis, bukan seperti di Turki opium diambil keuntungannya untuk membuat morfin,” imbuh dia.”Dengan legalisasi untuk tujuan medis atau penggunaan pribadi jika tidak menyebabkan kecanduan, dan karena alasan ekonomi,” katanya lagi merinci alasan legalisasi ganja.
Di bawah tekanan internasional, Libanon sejak tahun 1990-an berusaha untuk membasmi budidaya ganja. Padahal, bisnis ganja kala itu berkembang pesat dengan nilai mencapai miliaran dolar Amerika Serikat.
Politikus Libanon itu menyerukan agar budidaya tanaman ganja dilegalkan di timur Lembah Bekaa. ”Saya mendukung budidaya ganja untuk keperluan medis dan legalisasi itu dalam rangka untuk mengembangkannya di Lembah Bekaa, tempat tradisional di mana ganja ditanam,” kata Jumblat dalam wawancara dengan stasiun televisi al-Jadeed, kemarin (1/5/2014).
Ketika Libanon di bawah pimpinan Perdana Menteri Rafiq Hariri, sejatinya pernah mencoba menjalankan program substitusi tanaman (ganja) di Lembah Bekaa. Tapi rencana itu gagal. Sebagai alternatif, negara itu itu lantas mecoba untuk memperkenalkan tanaman obat lainnya termasuk kunyit. ”Tetapi kita gagal dalam alternatif ini,” ujar Jumblatt.
”(Kegagalan) ini menyebabkan sebagian besar orang yang merintis di Lembah Bekaa pindah ke pinggiran selatan Beirut untuk bekerja, karena mereka telah kehilangan sarana untuk mempertahankan diri mereka sendiri,” lanjut dia.
“(Legalisisasi ganja) itu bisa diatur dan disahkan untuk tujuan medis, bukan seperti di Turki opium diambil keuntungannya untuk membuat morfin,” imbuh dia.”Dengan legalisasi untuk tujuan medis atau penggunaan pribadi jika tidak menyebabkan kecanduan, dan karena alasan ekonomi,” katanya lagi merinci alasan legalisasi ganja.
Di bawah tekanan internasional, Libanon sejak tahun 1990-an berusaha untuk membasmi budidaya ganja. Padahal, bisnis ganja kala itu berkembang pesat dengan nilai mencapai miliaran dolar Amerika Serikat.
(mas)