Cegah Ukraina terbelah, Kiev luncurkan operasi militer
A
A
A
Sindonews.com – Presiden interim Ukraina, Oleksandr Turchynov, mengumumkan, bahwa Ukraina telah menggelar operasi militer terhadap para demonstran anti-Pemerintah.
Operasi militer di gelar di wilayah Ukraina timur dengan dalih untuk mencegah negara itu terbelah lagi setelah kehilangan Crimea.
Turchynov menyebut operasi militer itu sebagai operasi anti-teroris. ”Operasi anti-teroris mulai semalam, Senin,” katanya, Selasa (15/4/2014). ”Tujuan dari operasi ini adalah untuk melindungi warga Ukraina.”
Selain itu, lanjut dia, operasi anti-teroris juga sebagai upata untuk mencegah agar Ukraina tidak terpecah-pecah lagi.
Operasi itu menargetkan, para pengunjuk rasa anti -pemerintah di Ukraina timur dan tenggara yang memprotes pihak berwenang Ukraina hasil kudeta terhadap Pemerintahan Viktor Yanukovych (sekutu Rusia).
Para demonstran menuntut reformasi konstitusi yang mencakup kepentingan semua wilayah di Ukraina. Mereka juga mengusulkan federalisasi negara dan untuk menetapkan bahasa Rusia sebagai bahasa resmi kedua. Tuntutan itu wajar, mengingat mayoritas warga di Ukraina timur merupakan warga etnis Rusia.
Laman Rusia Today melaporkan, batalion pertama Garda Nasional Ukraina telah meninggalkan Kiev untuk menuju ke Ukraina timur dan tenggara. Aksi pasukan Ukraina itu telah dikonfirmasi Kepala Keamanan Nasional dan Dewan Pertahanan Ukraina, Andrey Parubiy.
Menurut Parubiy, batalion itu terdiri dari relawan pasukan pertahanan diri Maidan. Operasi itu dimulai setelah Turchynov menandatangani sebuah dekrit untuk melegalkan operasi anti-teroris di Ukraina timur.
“Keputusan Keamanan dan Pertahanan Dewan Nasional pada 13 April 2014, memerintahkan langkah-langkah yang mendesak untuk mengatasi ancaman teritorial, serta untuk menjaga integritas teritorial Ukraina,” bunyi dekrit itu.
Operasi militer di gelar di wilayah Ukraina timur dengan dalih untuk mencegah negara itu terbelah lagi setelah kehilangan Crimea.
Turchynov menyebut operasi militer itu sebagai operasi anti-teroris. ”Operasi anti-teroris mulai semalam, Senin,” katanya, Selasa (15/4/2014). ”Tujuan dari operasi ini adalah untuk melindungi warga Ukraina.”
Selain itu, lanjut dia, operasi anti-teroris juga sebagai upata untuk mencegah agar Ukraina tidak terpecah-pecah lagi.
Operasi itu menargetkan, para pengunjuk rasa anti -pemerintah di Ukraina timur dan tenggara yang memprotes pihak berwenang Ukraina hasil kudeta terhadap Pemerintahan Viktor Yanukovych (sekutu Rusia).
Para demonstran menuntut reformasi konstitusi yang mencakup kepentingan semua wilayah di Ukraina. Mereka juga mengusulkan federalisasi negara dan untuk menetapkan bahasa Rusia sebagai bahasa resmi kedua. Tuntutan itu wajar, mengingat mayoritas warga di Ukraina timur merupakan warga etnis Rusia.
Laman Rusia Today melaporkan, batalion pertama Garda Nasional Ukraina telah meninggalkan Kiev untuk menuju ke Ukraina timur dan tenggara. Aksi pasukan Ukraina itu telah dikonfirmasi Kepala Keamanan Nasional dan Dewan Pertahanan Ukraina, Andrey Parubiy.
Menurut Parubiy, batalion itu terdiri dari relawan pasukan pertahanan diri Maidan. Operasi itu dimulai setelah Turchynov menandatangani sebuah dekrit untuk melegalkan operasi anti-teroris di Ukraina timur.
“Keputusan Keamanan dan Pertahanan Dewan Nasional pada 13 April 2014, memerintahkan langkah-langkah yang mendesak untuk mengatasi ancaman teritorial, serta untuk menjaga integritas teritorial Ukraina,” bunyi dekrit itu.
(mas)