Israel batal bebaskan para tahanan Palestina
A
A
A
Sindonews.com – Pemerintah Israel telah membatalkan pembebasan tahanan Palestina dari kelompok keempat. Alasannya, para pemimpin Palestina bergerilya untuk mendapatkan pengakuan dari PBB.
Menteri Kehakiman Israel, Tzipi Livni, mengatakan tindakan Palestina telah melanggar ketentuan atau syarat proposal perdamaian antara Israel dan Palestina yang disponsori Amerika Serikat. Langkah para pemimpin Israel untuk mendapatkan pengakuan organisasi internasional membuat Israel dan Amerika Serikat tidak suka.
Pemerintah Israel menyatakan, mereka tidak akan membebaskan para tahanan dari kelompok keempat dan terakhir dari total 26 tahanan. Sedangkan, pemimpin Palestina, Mahmoud Abbas, menuduhh Israel mengingkari janji-janjinya untuk membebaskan para tahanan Palestina.
Sementara itu, Washington menyatakan, tindakan Israel telah menciptakan tantangan baru. Juru bicara Gedung Putih, Jay Carney, mengatakan Amerika Serikat tidak akan menghalangi upaya Menteri Luar Negeri AS, John Kerry, untuk terus menjembatani perdamaian Israel dan Palestina.
Perundingan damai kedua pihak yang berseteru di Timur Tengah itu, rencananya kembali digelar 29 April 2014 mendatang. Namun, rencana itu diambang kegagalan mengingat, Israel dan Palestina terus berseteru.
”Ada kemajuan dalam mempersempit beberapa pertanyaan yang muncul sebagai dampak dari kejadian yang muncul dalam beberapa hari terakhir,” kata Carney. ”Tidak ada pihak telah mengindikasikan bahwa mereka ingin menjauh dari pembicaraan damai. Kedua pihak menunjukkan mereka ingin menemukan cara untuk bergerak maju.”
Seorang juru bicara Israel mengatakan kepada BBC, semalam (3/4/2014), bahwa keputusan untuk membatalkan pembebasan para tahanan Palestina telah dikomunikasikan kepada otoritas Palestina dalam sebuah pertemuan semalam.
Menteri Kehakiman Israel, Tzipi Livni, mengatakan tindakan Palestina telah melanggar ketentuan atau syarat proposal perdamaian antara Israel dan Palestina yang disponsori Amerika Serikat. Langkah para pemimpin Israel untuk mendapatkan pengakuan organisasi internasional membuat Israel dan Amerika Serikat tidak suka.
Pemerintah Israel menyatakan, mereka tidak akan membebaskan para tahanan dari kelompok keempat dan terakhir dari total 26 tahanan. Sedangkan, pemimpin Palestina, Mahmoud Abbas, menuduhh Israel mengingkari janji-janjinya untuk membebaskan para tahanan Palestina.
Sementara itu, Washington menyatakan, tindakan Israel telah menciptakan tantangan baru. Juru bicara Gedung Putih, Jay Carney, mengatakan Amerika Serikat tidak akan menghalangi upaya Menteri Luar Negeri AS, John Kerry, untuk terus menjembatani perdamaian Israel dan Palestina.
Perundingan damai kedua pihak yang berseteru di Timur Tengah itu, rencananya kembali digelar 29 April 2014 mendatang. Namun, rencana itu diambang kegagalan mengingat, Israel dan Palestina terus berseteru.
”Ada kemajuan dalam mempersempit beberapa pertanyaan yang muncul sebagai dampak dari kejadian yang muncul dalam beberapa hari terakhir,” kata Carney. ”Tidak ada pihak telah mengindikasikan bahwa mereka ingin menjauh dari pembicaraan damai. Kedua pihak menunjukkan mereka ingin menemukan cara untuk bergerak maju.”
Seorang juru bicara Israel mengatakan kepada BBC, semalam (3/4/2014), bahwa keputusan untuk membatalkan pembebasan para tahanan Palestina telah dikomunikasikan kepada otoritas Palestina dalam sebuah pertemuan semalam.
(mas)