Dituduh hina Islam, Iran beredel koran reformis
A
A
A
Sindonews.com - Sebuah surat kabar reformis di Iran diberedel atas tuduhan mempublikasikan tulisan yang menghina ajaran Islam. Pimpinan dari perusahaan koran tersebut juga dijebloskan ke penjara.
Tindakan itu memunculkan tanda Tanya bagi publik Iran. Sebab, Presiden Iran, Hassan Rouhani yang dikenal moderat telah berjanji untuk mengurangi pembatasan ketat terhadap kebebasan pers. Janji itu pernah dia sampaikan, ketika menjabat sebagai presiden bulan Agustus 2013.
Perushaan Aseman—nama koran itu--,ditutup. ”Atas tuduhan menyebarkan kebohongan dan menghina ajaran suci Islam,” kata pejabat Kantor Berita Negara Republik Islam, mengutip sumber di kantor kejaksaan setempat, kemarin (20/1/2014), seperti dilansir LA Times.
Tulisan yang dianggap menghina ajaran Islam itu, adalah sebuah artikel seorang kolomnis, yang berisi analisis prinsip hukum Islam, seperti ”mata ganti mata, gigi ganti gigi”. Tulisan kolomnis yang seorang akademisi itu, membuat heboh kalangan politisi konservatif dan religius di Iran.
Beberapa anggota parlemen langsung menyerukan agar koran Aseman ditutup. Bahkan, seorang ulama berpengaruh, Ayatollah Hashem Husseini Bushehri, menyatakan kemarahannya atas publikasi artikel itu.
”Bagaimana kalau kita sekali lagi menyaksikan harian itu melansir (tulisan kritik) hukuman Tuhan yang disebut ‘tidak manusiawi’, dan menggunakan diksi asusila, serta kata-kata yang menghina ajaran suci?,” kecam Ayatollah, dalam sebuah pidatonya.
Akibat menuai kontroversi, editor koran itu, Mohammad Qouchani, meminta maaf atas publikasi artikel yang menyinggung tokoh agama di Iran. ”Artikel ini tidak seharusnya diterbitkan, karena kami menghormati kode hukum Islam dan ajaran Islam lainnya,”kata sang editor kepada kantor berita Mehr.”Karena beberapa kesalahan teknis, sayangnya itu telah diterbitkan, dan saya minta maaf.”
Tindakan itu memunculkan tanda Tanya bagi publik Iran. Sebab, Presiden Iran, Hassan Rouhani yang dikenal moderat telah berjanji untuk mengurangi pembatasan ketat terhadap kebebasan pers. Janji itu pernah dia sampaikan, ketika menjabat sebagai presiden bulan Agustus 2013.
Perushaan Aseman—nama koran itu--,ditutup. ”Atas tuduhan menyebarkan kebohongan dan menghina ajaran suci Islam,” kata pejabat Kantor Berita Negara Republik Islam, mengutip sumber di kantor kejaksaan setempat, kemarin (20/1/2014), seperti dilansir LA Times.
Tulisan yang dianggap menghina ajaran Islam itu, adalah sebuah artikel seorang kolomnis, yang berisi analisis prinsip hukum Islam, seperti ”mata ganti mata, gigi ganti gigi”. Tulisan kolomnis yang seorang akademisi itu, membuat heboh kalangan politisi konservatif dan religius di Iran.
Beberapa anggota parlemen langsung menyerukan agar koran Aseman ditutup. Bahkan, seorang ulama berpengaruh, Ayatollah Hashem Husseini Bushehri, menyatakan kemarahannya atas publikasi artikel itu.
”Bagaimana kalau kita sekali lagi menyaksikan harian itu melansir (tulisan kritik) hukuman Tuhan yang disebut ‘tidak manusiawi’, dan menggunakan diksi asusila, serta kata-kata yang menghina ajaran suci?,” kecam Ayatollah, dalam sebuah pidatonya.
Akibat menuai kontroversi, editor koran itu, Mohammad Qouchani, meminta maaf atas publikasi artikel yang menyinggung tokoh agama di Iran. ”Artikel ini tidak seharusnya diterbitkan, karena kami menghormati kode hukum Islam dan ajaran Islam lainnya,”kata sang editor kepada kantor berita Mehr.”Karena beberapa kesalahan teknis, sayangnya itu telah diterbitkan, dan saya minta maaf.”
(mas)