Militan peringatkan wisatawan untuk tinggalkan Mesir
A
A
A
Sindonews.com – Sebuah kelompok militan Islam, Ansar Bayt al-Maqdis, memperingatkan wisatawan untuk meninggalkan Mesir. Kelompok ini mengancam akan menyerang siapa pun yang masih tinggal di negara itu setelah 20 Februari mendatang.
Sebelumnya, kelompok militan yang berbasis di Sinai itu telah mengaku bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri yang menewaskan dua wisatawan asal Korea Selatan dan Mesir.
"Kami merekomendasikan wisatawan untuk keluar dengan aman, sebelum berakhirnya batas waktu,” sebut pernyataan dalam akun twitter yang diyakini berafiliasi dengan kelompok tersebut. Pernyataan itu ditulis dalam bahasa Inggris.
Ancaman ini dikonfirmasi oleh Pemerintah Mesir. "Apa yang Ansar Bayt al-Maqdis telah umumkan, dengan mengancam untuk menargetkan wisatawan di periode mendatang, telah menempatkan tantangan baru di depan aparat keamanan Mesir dan negara pada umumnya," kata juru bicara Kementerian Dalam Negeri Mesir, Hany Abdel Latif, seperti dikutip dari Reuters.
Sementara Perdana Menteri Mesir, Hazem el-Beblawi, mengatakan, ancaman ini bertujuan untuk merusak sebuah road map politik yang telah ditetapkan, pasca pengambilalihan kekuasan oleh militer pada Juli tahun lalu.
Militan Islam telah membunuh ratusan polisi dan tentara sejak militer menggulingkan presiden Mohamed Morsi yang berasal dari kalangan Islam pada bulan Juli. Namun, serangan pada sebuah bus wisata pada akhir pekan lalu menandai pergeseran sasaran serangan.
Sebelumnya, kelompok militan yang berbasis di Sinai itu telah mengaku bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri yang menewaskan dua wisatawan asal Korea Selatan dan Mesir.
"Kami merekomendasikan wisatawan untuk keluar dengan aman, sebelum berakhirnya batas waktu,” sebut pernyataan dalam akun twitter yang diyakini berafiliasi dengan kelompok tersebut. Pernyataan itu ditulis dalam bahasa Inggris.
Ancaman ini dikonfirmasi oleh Pemerintah Mesir. "Apa yang Ansar Bayt al-Maqdis telah umumkan, dengan mengancam untuk menargetkan wisatawan di periode mendatang, telah menempatkan tantangan baru di depan aparat keamanan Mesir dan negara pada umumnya," kata juru bicara Kementerian Dalam Negeri Mesir, Hany Abdel Latif, seperti dikutip dari Reuters.
Sementara Perdana Menteri Mesir, Hazem el-Beblawi, mengatakan, ancaman ini bertujuan untuk merusak sebuah road map politik yang telah ditetapkan, pasca pengambilalihan kekuasan oleh militer pada Juli tahun lalu.
Militan Islam telah membunuh ratusan polisi dan tentara sejak militer menggulingkan presiden Mohamed Morsi yang berasal dari kalangan Islam pada bulan Juli. Namun, serangan pada sebuah bus wisata pada akhir pekan lalu menandai pergeseran sasaran serangan.
(esn)