Jejak-jejak ngeri kejahatan rezim Jong-un versi PBB (3)
A
A
A
Sindonews.com – Dari laporan penyelidik PBB atas kejahatan rezim Kim Jong-un di Korea Utara (Korut) setebal 374 halaman, ada sekitar 10 paragraf yang mengoyak nurani. Berikut beberapa poin memiriskan dari laporan PBB, seperti dilansir Telegraph, Selasa (18/2/2014).
1).Anak-anak dipaksa laporan mingguan
Dalam laporan penyelidik PBB, anak-anak di DPRK (Korut) dipaksa berkumpul saban minggu. Mereka berdiri membacakan kegiatan mereka selama seminggu. Bocah-bocah itu dipaksa mencaci diri mereka jika gagal menjalankan rencana mingguannya. Tim penyelidik PBB menyebut, kebijakan itu sebagai bentuk doktrinisasi.
2). Ratusan ribu siswa wajib menari untuk hormati rezim Korut
Para saksi dalam laporan penyelidik PBB mengatakan, para siswa termasuk yang duduk di perguruan tinggi wajib berlatih menari selama enam bulan, 10 jam sehari. Latihan itu untuk nantinya untuk dipersembahkan dalam bentuk tarian kepada pemimpin rezim Korut di acara-acara penting di negara itu. Saat berlatih, beberapa siswa pingsan, karena tidak kuat menahan panas.
3). Mayat tahanan dibakar dan abunya jadi pupuk
Seorang mantan narapidana laki-laki mengatakan, praktik pembakaran jenazah narapidana yang tewas dan abunya dijadikan pupuk terjadi di Pusat Tahanan (kyohwaso ) No 12. Mantan narapidana itu dibebaskan tahun 2011. Dia mengaku pernah dipaksa untuk membawa tumpukan mayat ke puncak gunung, di mana di tempat itu, mayat-mayat tersebut digerogoti tikus. Dia menyebut 800 tahanan meninggal saban tahun karena kekurangan gizi, terkena penyakit dan kecelakaan di kamp kerja paksa.
4).Anak-anak diajari menggambar pemimpin Korut tikam tentara AS
Dalam laporan PBB anak-anak di Korut diminta meniru kebiasaan salah satu petinggi negara itu, Kim Il -sung. Misalnya, menggambar pemimpin tertinggi Korut menikam tentara Jepang dan tentara Amerika Serikat (AS) dengan pedang. Praktik itu untuk menanamkan kebencian anak-anak Korut terhadap tentara dari dua negara tersebut.
5). Setiap rumah dilengkapi speakeruntuk dengarkan propaganda
Salah satu propaganda yang didengungkan di setiap rumah warga Korut adalah, larangan bagi warga untuk menyaksikan berita atau program lain dari stasiun televisi asing. Jika ketahuan melanggar larangan itu, mereka akan dihukum.
6). Pembersihan kroni yang dicap penjahat
Berita eksekusi paman Jong-un, Jang Song Thaek, juga tak luput dari sorotan laporan penyelidik PBB. Laporan itu juga mengutip dari artikel KCNA, di mana para kroni Jang yang terlibat kejahatan yang merugikan negara ikut disingkirkan.
7).Kekerasan asusila pejabat jadi hal umum
Di paragraf laporan penyelidik PBB ini, terungkap banyak pejabat negara laki-laki melakukan kekerasan asusila terhadap kaum perempuan. Bahkan hal itu dilakukan di ruang publik dan dianggap hal biasa. Yang membedakan, jika kejahatan dilakukan pada anak-anak perempuan di bawah umur, pejabat itu akan dihukum berat. “Namun jika kejahatan dilakukan terhadap perempuan dewasa kebanyakan tidak dihukum,” bunyi laporan PBB.
8). Penculikan ratusan ribu orang asing
Rezim Korut diperkirakan telah menculik 200.000 orang asing sejak 1950. Di antara mereka yang diculik adalah perempuan yang kemudian dijadikan istri pejabat Korut. “Di antara korban penculikan juga sejumlah perempuan dari Eropa, Timur Tengah dan bagian lain di Asia,” bunyi laporan PBB itu.
1).Anak-anak dipaksa laporan mingguan
Dalam laporan penyelidik PBB, anak-anak di DPRK (Korut) dipaksa berkumpul saban minggu. Mereka berdiri membacakan kegiatan mereka selama seminggu. Bocah-bocah itu dipaksa mencaci diri mereka jika gagal menjalankan rencana mingguannya. Tim penyelidik PBB menyebut, kebijakan itu sebagai bentuk doktrinisasi.
2). Ratusan ribu siswa wajib menari untuk hormati rezim Korut
Para saksi dalam laporan penyelidik PBB mengatakan, para siswa termasuk yang duduk di perguruan tinggi wajib berlatih menari selama enam bulan, 10 jam sehari. Latihan itu untuk nantinya untuk dipersembahkan dalam bentuk tarian kepada pemimpin rezim Korut di acara-acara penting di negara itu. Saat berlatih, beberapa siswa pingsan, karena tidak kuat menahan panas.
3). Mayat tahanan dibakar dan abunya jadi pupuk
Seorang mantan narapidana laki-laki mengatakan, praktik pembakaran jenazah narapidana yang tewas dan abunya dijadikan pupuk terjadi di Pusat Tahanan (kyohwaso ) No 12. Mantan narapidana itu dibebaskan tahun 2011. Dia mengaku pernah dipaksa untuk membawa tumpukan mayat ke puncak gunung, di mana di tempat itu, mayat-mayat tersebut digerogoti tikus. Dia menyebut 800 tahanan meninggal saban tahun karena kekurangan gizi, terkena penyakit dan kecelakaan di kamp kerja paksa.
4).Anak-anak diajari menggambar pemimpin Korut tikam tentara AS
Dalam laporan PBB anak-anak di Korut diminta meniru kebiasaan salah satu petinggi negara itu, Kim Il -sung. Misalnya, menggambar pemimpin tertinggi Korut menikam tentara Jepang dan tentara Amerika Serikat (AS) dengan pedang. Praktik itu untuk menanamkan kebencian anak-anak Korut terhadap tentara dari dua negara tersebut.
5). Setiap rumah dilengkapi speakeruntuk dengarkan propaganda
Salah satu propaganda yang didengungkan di setiap rumah warga Korut adalah, larangan bagi warga untuk menyaksikan berita atau program lain dari stasiun televisi asing. Jika ketahuan melanggar larangan itu, mereka akan dihukum.
6). Pembersihan kroni yang dicap penjahat
Berita eksekusi paman Jong-un, Jang Song Thaek, juga tak luput dari sorotan laporan penyelidik PBB. Laporan itu juga mengutip dari artikel KCNA, di mana para kroni Jang yang terlibat kejahatan yang merugikan negara ikut disingkirkan.
7).Kekerasan asusila pejabat jadi hal umum
Di paragraf laporan penyelidik PBB ini, terungkap banyak pejabat negara laki-laki melakukan kekerasan asusila terhadap kaum perempuan. Bahkan hal itu dilakukan di ruang publik dan dianggap hal biasa. Yang membedakan, jika kejahatan dilakukan pada anak-anak perempuan di bawah umur, pejabat itu akan dihukum berat. “Namun jika kejahatan dilakukan terhadap perempuan dewasa kebanyakan tidak dihukum,” bunyi laporan PBB.
8). Penculikan ratusan ribu orang asing
Rezim Korut diperkirakan telah menculik 200.000 orang asing sejak 1950. Di antara mereka yang diculik adalah perempuan yang kemudian dijadikan istri pejabat Korut. “Di antara korban penculikan juga sejumlah perempuan dari Eropa, Timur Tengah dan bagian lain di Asia,” bunyi laporan PBB itu.
(mas)