Eks pemberontak nyaris jadi Presiden El Salvador
A
A
A
Sindonews.com – Sanchez Ceren, seorang mantan pemimpin gerilyawan sayap kiri meraih kemenangan awal dalam pemilihan presiden (Pilpres) El Salvador. Namun, dia akan menghadapi pesaingnya dari kubu konservatif, karena tidak meraih 50 persen suara.
Ceren merupakan komandan pemberontak Front Pembebasan Farabundo Marti Nasional(FMLN) selama perang sipil di El Salvador. Dalam pilpres yang digelar kemarin, dia meraih 49,2persen suara.
Sedangkan lawan politiknya, yakni mantan Walikota San Salvador, Norman Quijano, meraih 38,9 persen suara. Jika tidak ada yang menang lebih dari 50 persen suara, kedua kandidat itu akan kembali “bertarung” pada Pilpres putaran kedua.
FMLN mengambil alih kekuasaan pada pemilu terakhir pada tahun 2009 dan Ceren berhasil mencuri perhatian publik dengan kebijakan populernya, seperti penerapan dana pensiun dan sekolah gratis.
”FMLN akan menang karena miskin. Mereka memberikan kita kesempatan. Anak-anak saya tidak akan mampu belajar tanpa bantuan mereka,” Patricia Concepcion,43, seorang warga yang memberikan suaranya, kemarin, seperti dikutip Reuters, Senin (3/2/2014).
Kandidat yang meraih suara paling sedikit dalam Pilpres kemarin adalah Antonio Saca, yang menjadi presiden dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2009. Dia hanya meraih 11 persen suara. Dengan demikian, dia tidak bisa maju dalam Piplres putaran kedua.
Ceren merupakan komandan pemberontak Front Pembebasan Farabundo Marti Nasional(FMLN) selama perang sipil di El Salvador. Dalam pilpres yang digelar kemarin, dia meraih 49,2persen suara.
Sedangkan lawan politiknya, yakni mantan Walikota San Salvador, Norman Quijano, meraih 38,9 persen suara. Jika tidak ada yang menang lebih dari 50 persen suara, kedua kandidat itu akan kembali “bertarung” pada Pilpres putaran kedua.
FMLN mengambil alih kekuasaan pada pemilu terakhir pada tahun 2009 dan Ceren berhasil mencuri perhatian publik dengan kebijakan populernya, seperti penerapan dana pensiun dan sekolah gratis.
”FMLN akan menang karena miskin. Mereka memberikan kita kesempatan. Anak-anak saya tidak akan mampu belajar tanpa bantuan mereka,” Patricia Concepcion,43, seorang warga yang memberikan suaranya, kemarin, seperti dikutip Reuters, Senin (3/2/2014).
Kandidat yang meraih suara paling sedikit dalam Pilpres kemarin adalah Antonio Saca, yang menjadi presiden dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2009. Dia hanya meraih 11 persen suara. Dengan demikian, dia tidak bisa maju dalam Piplres putaran kedua.
(mas)