Amuk massa di Ukraina meluas, presiden dituntut mundur
A
A
A
Sindonews.com – Amuk massa di Ukraina meluas ke beberapa daerah, meskipun Presiden Viktor Yanukovych telah berjanji untuk membuat konsesi untuk mengakhiri krisis di negara itu.
Janji presiden untuk mengamandemen UU anti-protes dianggap terlambat, dan massa menuntut Presiden Yanukovych mengundurkan diri.
Hingga Sabtu (25/1/2014), para demonstran terus melempari batu dan bom bensin ke arah polisi dan dibalas dengan tembakan gas air mata.
”Orang-orang menuntut pengunduran diri presiden,” kata Klitschko, mantan juara tinju dunia kelas berat, yang ikut berdemo bersama massa pro-oposisi, seperti dikutip Interfax.
Menurutnya, tawaran presiden itu sudah terlambat. Kemarin, massa anti-pemerintahmenyebar di luar Kiev. Di kota barat Ivano - Frankivsk, sekitar 1.500 pengunjuk rasa menduduki kantor pemerintahan daerah dan membarikade diri mereka di dalam gedung. Mereka juga menuntut gubernur setempat mengundurkan diri secepatnya.
Di wilayah Chernivsti, banyak orang menyerbu kantor gubernur, dan sejumlah polisi berusaha menghalangi. ”Malulah pada Anda!,” teriak sejumlah demonstran. "Mengundurkan diri !," teriak demonstran lainnya.
Kondisi tak jauh beda juga terjadi di Lutsk, di mana demonstrasi besar digelar di luar kantor pemerintah daerah. Secara terpisah, para anggota parlemen dari Republik Otonomi Krimea, yang dikenal sebagai loyalis Yanukovych, mendesak presiden untuk menyatakan keadaan darurat di negara itu.
Janji presiden untuk mengamandemen UU anti-protes dianggap terlambat, dan massa menuntut Presiden Yanukovych mengundurkan diri.
Hingga Sabtu (25/1/2014), para demonstran terus melempari batu dan bom bensin ke arah polisi dan dibalas dengan tembakan gas air mata.
”Orang-orang menuntut pengunduran diri presiden,” kata Klitschko, mantan juara tinju dunia kelas berat, yang ikut berdemo bersama massa pro-oposisi, seperti dikutip Interfax.
Menurutnya, tawaran presiden itu sudah terlambat. Kemarin, massa anti-pemerintahmenyebar di luar Kiev. Di kota barat Ivano - Frankivsk, sekitar 1.500 pengunjuk rasa menduduki kantor pemerintahan daerah dan membarikade diri mereka di dalam gedung. Mereka juga menuntut gubernur setempat mengundurkan diri secepatnya.
Di wilayah Chernivsti, banyak orang menyerbu kantor gubernur, dan sejumlah polisi berusaha menghalangi. ”Malulah pada Anda!,” teriak sejumlah demonstran. "Mengundurkan diri !," teriak demonstran lainnya.
Kondisi tak jauh beda juga terjadi di Lutsk, di mana demonstrasi besar digelar di luar kantor pemerintah daerah. Secara terpisah, para anggota parlemen dari Republik Otonomi Krimea, yang dikenal sebagai loyalis Yanukovych, mendesak presiden untuk menyatakan keadaan darurat di negara itu.
(mas)