Senjata nuklir AS alami masalah
A
A
A
Sindonews.com – Pihak militer Amerika Serikat (AS) mengakui ada masalah dengan senjata nuklirnya. Pengakuan itu disampaikan Menteri Pertahanan AS, Chuck Hagel
Hagel yang tak merinci masalah teknis pada senjata nuklir AS itu, mengatakan kepada wartawan, bahwa ia yakin masalah tersebut akan diperbaiki dan senjata nuklir AS akan tetap aman. Hagel juga mengomentari penyelidikan ganda personel Angkatan Udara atas penggunaan narkoba dan tindakan teledor dalam mengukur kekuatan rudal nuklir AS.
Dapartemen yang dia pimpin, kata Hagel, akan mengadakan pertemuan tingkat tinggi secepatnya untuk menyelidiki masalah itu. Dalam konferensi pers, kemarin, seperti dikutip Reuters, Sabtu (25/1/2014), Hagel mengatakan, masalah yang kompleks dalam pesenjataan nuklir berasal dari pola pikir para personel Angkatan Udara AS pasca-Perang Dingin.
Pola pikir yang dianggap keliru itu adalah mengurangi fokus pada misi senjata nuklir. ”Ini adalah budaya,” kata Hagel yang mencatat, masalah militer AS setelah terlibat perang di Irak dan Afghanistan, yang tidak lagi ada relevansinya dengan peran senjata nuklir.
”Selama bertahun-tahun, saya pikir kami telah mengurangi fokus pada misi senjata nuklir,” ujarnya.
Hagel yang tak merinci masalah teknis pada senjata nuklir AS itu, mengatakan kepada wartawan, bahwa ia yakin masalah tersebut akan diperbaiki dan senjata nuklir AS akan tetap aman. Hagel juga mengomentari penyelidikan ganda personel Angkatan Udara atas penggunaan narkoba dan tindakan teledor dalam mengukur kekuatan rudal nuklir AS.
Dapartemen yang dia pimpin, kata Hagel, akan mengadakan pertemuan tingkat tinggi secepatnya untuk menyelidiki masalah itu. Dalam konferensi pers, kemarin, seperti dikutip Reuters, Sabtu (25/1/2014), Hagel mengatakan, masalah yang kompleks dalam pesenjataan nuklir berasal dari pola pikir para personel Angkatan Udara AS pasca-Perang Dingin.
Pola pikir yang dianggap keliru itu adalah mengurangi fokus pada misi senjata nuklir. ”Ini adalah budaya,” kata Hagel yang mencatat, masalah militer AS setelah terlibat perang di Irak dan Afghanistan, yang tidak lagi ada relevansinya dengan peran senjata nuklir.
”Selama bertahun-tahun, saya pikir kami telah mengurangi fokus pada misi senjata nuklir,” ujarnya.
(mas)