Pentolan Kaus Merah pro-Yingluck ditembak
A
A
A
Sindonews.com - Kwanchai Praipana, seorang pemimpin demo pro-Pemerintah Thailand atau kelompok “Kaus Merah” ditembak, Rabu (22/1/2014) di Thailand timur laut. Penembakan oleh orang tak dikenal itu terjadi, ketika Thailand mulai menerapkan status darurat.
Kwanchai terluka di bagian lengan dan kaki. Polisi mengatakan, penembakan itu bermotif politik. Dia sebelumnya telah memperingatkan, bahwa massa “Kaus Merah” akan melawan jika sampai militer melakukan kudeta terhadap pemerintah Perdana Menteri Yingluck Shinawatra.
”Dari cara para penyerang, mereka jelas tidak menginginkan dia dia hidup,” kata istri korban, Arporn Sarakham kepada Reuters. Polisi mengatakan, mereka menemukan sekitar 39 peluru di rumah korban, di Provinsi Udon Thani.
Kemarin, pemimpin demo pro-Yingluck itu menyampaikan ancaman kepada militer.”Saya bisa yakinkan Anda, atas nama rakyat dari 20 provinsi di timur laut, kita akan melawan. Negara ini akan dibakar jika para prajurit keluar,” ancamnya.
Militer sendiri telah siaga untuk mengambil kebijakan jika situasi Thailand benar-benar genting. ”Kami akan mencoba yang terbaik,” kata Kepala Militer Thailand Prayuth Chan – Ocha. ”Tapi, kalau kekerasan meletus setiap saat dan tidak ada yang bisa mengatasinya, pasukan harus masuk dan mengatasinya.Kami tidak akan memimpin bangsa ke dalam kekerasan.”
Kwanchai terluka di bagian lengan dan kaki. Polisi mengatakan, penembakan itu bermotif politik. Dia sebelumnya telah memperingatkan, bahwa massa “Kaus Merah” akan melawan jika sampai militer melakukan kudeta terhadap pemerintah Perdana Menteri Yingluck Shinawatra.
”Dari cara para penyerang, mereka jelas tidak menginginkan dia dia hidup,” kata istri korban, Arporn Sarakham kepada Reuters. Polisi mengatakan, mereka menemukan sekitar 39 peluru di rumah korban, di Provinsi Udon Thani.
Kemarin, pemimpin demo pro-Yingluck itu menyampaikan ancaman kepada militer.”Saya bisa yakinkan Anda, atas nama rakyat dari 20 provinsi di timur laut, kita akan melawan. Negara ini akan dibakar jika para prajurit keluar,” ancamnya.
Militer sendiri telah siaga untuk mengambil kebijakan jika situasi Thailand benar-benar genting. ”Kami akan mencoba yang terbaik,” kata Kepala Militer Thailand Prayuth Chan – Ocha. ”Tapi, kalau kekerasan meletus setiap saat dan tidak ada yang bisa mengatasinya, pasukan harus masuk dan mengatasinya.Kami tidak akan memimpin bangsa ke dalam kekerasan.”
(mas)